Author :
spencer lee
Main Cast
:
Choi
Taeyeon
Lee
Sooyeon aka Jesicca
Kwon
Jiyong
Choi
Seunghyun
Lee
MiYoung aka Tiffany
Other
Cast:
Choi
Siwon as ayah Taeyeon dan Seunghyun
Choi
Siwon as ibu Taeyeon dan Seunghyun
Lee
Donghae as ayah Jesicca dan Tiffany
Sandara
Park as ibu Jesicca dan Tiffany
Disclaimer
:
This is a work of fiction. This is a fictional story about
fictional representations of real people. None of the events are true. No
profit was made from this work.
HAPPY
READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^
Taeyeon Pov
Cahaya
matahari pagi mulai menyusup masuk ke kamarku melalui celah kecil di jendela.
Kubuka mata ini begitu berat, kepalaku masih terasa pusing akibat kecelakaan
kemarin. Aku berharap hari ini dokter mengizinkanku untuk beraktifitas
setidaknya bangun dari tempat tidurku. Satu minggu berbaring di rumah sakit
ditambah dua hari di rumah membuatku tak betah. Banyak hal yang telah aku
lewatkan begitu saja seperti kuliah, berkuda, taekwondo, dan les musik.
Dert..dert..dert..
Ku buka
ponselku sepertinya ada pesan masuk.
Kwon Jiyong
Bagaimana
kabarmu? Apa kau sudah boleh bangun dari tempat tidur?
#Aku
menghubungi mu karena eomma yang menyuruhku
Ku baca
pesan darinya, menyebalkan sekali dia. Lebih baik tak usah menghubungiku kalau
memang Yuri imo yang meminta. Aku tak berniat membalas pesan darinya. Tuhan
kenapa aku harus dijodohkan dengan dia? Pria yang sama sekali aku tak suka.
Aish... Appa!!!!!!!!!!! Perjanjian macam apa ini??
Hampir
lupa, kurang satu bulan lagi kami bertunangan. Aku terpaksa menerima perjodohan
ini, tapi tidak dengannya. Entahlah kenapa dia menerima perjodohan ini, apa
mungkin Jiyong menyukai ku tapi itu tidak mungkin, karena aku tau wanita-wanita
yang pernah dikencaninya seperti apa. Setelah dua tahun menjalani hubungan
keterpaksaan ini aku mulai bisa menerimanya. Maksudku menerima perjodohan ini,
bukan menerima Jiyong oppa sebagai calon suamiku. Ya Tuhan jangan biarkan aku benar-benar
jatuh cinta dengannya. Sebenarnya Jiyong adalah orang yang sangat baik walaupun
ia terlalu bebas dan seenaknya sendiri
namun dia pribadi yang bisa dikatakan hangat apalagi dia adalah anak eomma
banget. Dia sangat mencintai ibunya, dia selalu menuruti semua yang dikatakan
ibunya. Ya seperti yang barusan ia lakukan.
Dret..dert..dert...
dert..dert..dertt
Ponselku
kembali bergetar, sepertinya ini bukan pesan masuk melainkan panggilan. Tertera
dilayar ponselku nama Kwon Jiyong. Aku tak berniat mengangkatnya, tapi aku tak
enak pada Yuri imo. Terpaksa aku mengangkat panggilan darinya.
“Yeoboseo?”
jawabku
“Taeyeon-a,
maaf aku mengganggumu sepagi ini. Kau pasti baru bangun? Apa kamu sudah membaca
pesanku?” tanyanya bertubi-tubi
“ahh..
iye.. aku baru bangun, aku belum membaca pesanmu” jawabku bohong
“bagaimana
kabarmu?” tanyanya “eomma memintaku untuk menanyakan kabarmu” lanjutnya
“aku
baik-baik saja” jawabku singkat. Aish kenapa kau harus bilang disuruh ibumu,
kenapa kau tidak bohong saja setidaknya, untuk sedikit menghiburku. Aigo
Taeyeon, kenapa kau jadi posesif seperti ini, apa kecelakaan kemarin membuatmu
menjadi berharap lebih pada Jiyong.
“ah bagus
kalu begitu” katanya
“kal..” “ba..” kata kami berbarengan
“kau dulu
saja” kataku
“tidak kau
dulu saja” jawabnya
“bagaimana
denganmu? Aku belum tahu kabarmu semenjak kejadian itu” tanyaku tiba-tiba
Aku tidak
menyangka akan menanyakan hal ini padanya.
“aku hanya
luka kecil di bagian muka dan lengan, kau tak perlu khawatir” jawabnya.
Aku lega
mendengarnya, setidaknya ia tidak mengalami hal yang sama denganku.
“ah..
iyee..yee” kataku
“nanti
malam mungkin orang tua ku akan ke rumah mu, dan aku sepertinya tidak ikut”
katanya
“lalu?”
jawabku balik bertanya padanya
“aku hanya
memberitahu mu, sebelum nanti kau kaget mendengarnya” katanya
“maksud
oppa?” tanyaku penasaran
“mungkin
mereka kesana akan membahas pertunangan kita, yang sepertinya akan dimajukan”
katanya santai
“ottokhae..”
jawabku resah
“jangan
terlalu kau pikirkan, santai saja fokus saja pada kesembuhanmu” katanya mencoba
menenagkanku
“hemm.. kenapa
kau setuju dengan itu?” tanyaku
“apa yang
bisa aku lakukan? Aku mau menolaknya pun kita tetap akan bertunangan. Ya kan?”
dia berbalik tanya padaku
“ah..
baiklah. Terima kasih infonya” jawabkiu
“ya sudah
aku tutup telfonnya, semoga kau cepat pulih” katanya
“ne..” jawabku
Tiba-tiba
ada yang mengetuk pintu kamarku Tok..tokk..tok
“masuk” kataku
Kemudian pintu
terbuka, dan ku lihat eomma masuk. Aku tersenyum padanya
“selamat
pagi sayang” kata eomma dan mencium keningku
“pag eommai”
kataku sambil memberikan senyuman terbaikku
“apa kau
sudah baikan?” tanyanya
“Ne..
eomma. Eomma kapan aku boleh bangun dari tempat tidur?” tanyaku
“sebentar
lagi sayang. Nanti siang kau diantar Seunghyun oppa ke rumah sakit, untuk
mengecek kondisi mu” katanya, kemudian aku mengangguk. Selalu seperti ini pasti
eomma tak ada waktu hanya sekadar untuk menemaniku ke rumah sakit.
“maafkan
eomma sayang, hari ini eomma ada pertemuan dengan anggota yayasan. Jadi eomma
tidak bisa mengantarkan mu” kata eomma. Sepertinya dia tahu kekecewaanku.
“kau ingin
sarapan apa pagi ini sayang? Nanti Lim ahjuma bawakan ke kamarmu” lanjutnya
Aku
membuang muka dan diam tak menjawab.
“Taeyeon-a?”
panggilnya halus “maafkan eomma, eomma benar-benar minta maaf. Kau tolong
pahami eomma sayang” lanjutnya
“iya, aku
tahu. Aku memang SELALU memahami eomma” jawabku
Tiba-tiba
ayahku masuk langsung memeluk dan mencium kening ku. Aku sangat mencintai
ayahku, dia adalah cinta pertamaku.
“selamat
pagi putriku yang cantik. Apa kau sudah sehat?” tanyanya
“selamat
pagi, hari ini aku sudang mendingan appa” jawabku manja
“aigoo,
putri appa yang paling cantik. Kau ingin sarapan di meja makan bersama kami?”
tanyanya. Belum aku menjawab, tiba-tiba eomma menyela “yeobo.. taeyeon belum
diperbolehkan untuk bangun dari tempat tidurnya”.
“aku sudah
telfon dengan dokter kim, taeyeon sudah boleh bangun dari tempat tidur” jawab
appa pada eomma.
*skip*
@Meja Makan
“selamat
pagi nona muda” sapa Lim ahjuma
“selamat
pagi” jawabku sambil tersenyum padanya
“appa
dimana Seunghyun oppa?” tanyaku, karena di meja makan baru ada kami bertiga.
“mungkin
masih di kamar” jawab appa. “kau mau makan apa sayang, nanti appa ambilkan?”
tanyanya
“aku ambil
sendiri appa, aku bukan anak kecil” jawabku
“Lim
ahjuma, panggilkan Seunghyun suruh cepat sarapan” perintah eomma
“ne..
nyonya” jawab lim ahjuma
“Taeyeon kau
harus makan yang banyak” kata eomma padaku. Aku hanya mengangguk
“yeobo,
nanti kau antar Taeyeon ke rumah sakit kan?” tanya appa pada eomma.
Eomma
bingung menjawab appa “aku ada.. yeob” katanya dan aku potong perkataanya
“aku akan
pergi dengan Seunghyun oppa saja, eomma sepertinya sibuk” jawabku.
Ku lihat
wajah kedua orang tuaku, appa nampak kesal dan marah namun ia tahan sedangkan
eomma dia hanya menundukan kepala. Ditengah kecanggungan ini, tiba-tiba
seunghyun oppa datang.
“selamat
pagi semua” sapanya pada kami. Kemudian oppa duduk di sebelahku.
“selamat
pagi sayang, apa kau sudah baikan?” tanya oppa padaku
“seperti
yang oppa lihat, Choi Taeyeon akan pulih dengan cepat” jawabku dan disambut
senyum dari mereka.
“Seunghyun-a
kau antar dan jaga adikmu saat di rumah sakit, jangan sampai dia terluka” kata
appa
“NE
SAJANGNIM” jawab oppa tegas. Aku tersenyum dibuatnya begitu juga appa dan
eomma.
Tuhan
terima kasih, aku memiliki keluarga yang sangat mencintaiku jangan biarkan aku
kehilangan mereka.
“hari ini
aku sangat bahagia dan aku bersyukur memiliki kalian” kataku dan menatap
mereke, kemudian aku melanjukan perkataanku “Aku berharap tidak akan berpisah
dengan kalian. Saranghae appa, eomma, seunghyun oppa”, kemudian mereka bertiga menatapku
kaget.
“waeyo?
Kenapa kalian menatapku seperti itu” tanyaku “apa yang salah dengan
perkataanku, sehingga membuat appa, eomma dan oppa menatapku seperti itu”
tanyaku lagi
“ah.. anio,
taeyeon-ah. Kau ini bicara apa, kita semua tidak akan pernah berpisah” jawab
oppa. kemudian appa dan eomma saling berpandangan.
Aku curiga,
sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu dariku.
“Taeyeon-a
kami juga sangat mencintaimu, dan jangan lupakan itu” kata eomma tulus. Aku
tersenyum mendengar perkataan eomma.
*skip*
-Taeyeon
Pov end-
-Jesicca
Pov-
@rumah
keluara Jesicca
Pagi itu
kami sedang sarapan seperti biasa. Appa siap untuk berangkat bekerja begitu
juga dengan Tiffany eonni dan aku berangkat kuliah.
“yeobo,
orang bank kemarin kesini” kata eomma pada appa kemudian appa hanya mengangguk
dan tersenyum pada eomma.
Seperti
inilah, aku selalu mendengar tentang orang bank yang mencari appa. Hutang
keluarga kami memang sangat banyak yang menyebabkan kami hidup sulit.
“Appa...
apa kau butuh uang lagi? Biar nanti aku hutang ke kantor” tanya Tiff eonni
“tak usah
sayang, gaji apa masih bisa dipotong. Kau gunakan saja gajimu untuk keperluan
mu sendiri sayang” jawab appa pada Tiff eonni
“appaa..”
panggil Tiff eonni memelas “aku tak masalah gajiku dipotong, aku masih ada
tabungan” lanjutnya.
Aku sedih
sekaligus marah mendengar hal ini setiap harinya. Rasanya aku ingin cepat lulus
kuliah dan mendapatkan pekerjaan dan punya rumah sendiri. Seandainya aku
dilahirkan di keluarga kaya, aku tak akan mengalami ini semua.
“aku
berangkat dulu” kataku ketus memotong perbincangan serius diantara appa dan
eonniku, kemudian aku berdiri.
“Lee Soo
Yeon !!” panggil eomma keras “duduk” lanjutnya.
Aku kembali
duduk dan memasang muka kesal.
“aku sudah
telat eomma” kataku ketus.
“baikklah
sekarang kau pergi saja sana, pergi...!!!!!!” kata eomma marah
“yeobo..” panggil
appa
“anak ini
memang kurang ajar, dia tak tahu kesusahan apa yang sedang dialami keluarganya.
Dia selalu seenaknya. Kau jangan terus membelanya yeobo” kata eomma marah pada
appa.
Aku
benci dengan semua ini. teriakku
dalam hati. Kemudian tanpa aku sadari air mata ini jatuh menetes di pipi. Tiff
eonni melihatku dan buru-buru aku usap.
“eomma,
sudahlah.. ini masih pagi” kata Tiffany eonni memohon pada eomma agar
menghentikan kemarahannya padaku.
“aku tahu,
kalian sangat membenciku aku tahu. Dan..” kataku terputus “a..akku juga sangat membenci keluarga ini,
kenapa aku harus dilahirkan di keluarga macam kalian!!!!!!!!!” kataku
berteriak. Aku sudah tak bisa menahan emosiku lagi, ku keluarkan segala emosi
yang ada.
“YAAA...
JESICCA” kata appa kemudian menamparku.
Aku lari
sambil menangis dan keluar dari rumah, Tiff eonnni berusaha mengejarku namun
aku tak menghiraukannya. Jujur aku benar-benar menyesal mengatakan ini semua,
semuanya di luar kendali ku. Aku memang benar-benar sudah tidak tahan dengan
keadaan ini. Apa yang harus aku lakukan dan katakan nanti saat bertemu dengan
keluargaku. Tiba-tiba saat aku berjalan menuju halte bus ada panggilan masuk
dan itu dari kakaku Tiffany. Aku bingung harus menjawabnya atau tidak, dan aku
memutuskan untuk tidak mengangkat telfon darinya.
Dert..dert..dert...
Eonni ku
masih saja menghubungiku, tak tega padanya akhirnya aku menjawab panggilan
darinya
“yaaa.. Lee
Soo Yeon. Cepat kau kembali, minta maaf pada appa dan eomma” kata tiffany eonni
sambil menangis.
Aku diam saja,
bingung mau jawab apa.
“JESICCA,
kau dimana sekarang? Aku akan menyusulmu, kau tunggu disana” tanyanya lagi
sambil terisak. Sungguh aku tak tega mendengar tangis dari eonniku.
“aku di
halte bus, dekat rumah” jawabku
“kau tunggu
disana” katanya lagi.
Kemudian
eonni memutuskan panggilannya, dan aku termenung menatap kosong ke arah jalan.
Setelah menunggu 5 menit akhirnya eonni datang dan dalam keadaan mata sembab.
-jesicca
pov end-
-author
pov-
Akhirnya
tiffany mendatangi adiknya yang sedang duduk termenung di bangku halte bus.
Hatinya tersayat melihat adiknya itu namun disisi lain dia juga marah pada
adiknya.
“sicca-a”
panggilnya
Kemudian
jesicca menoleh dan menitikan air mata. Tiffany buru-buru memeluk adinya.
“mianhae..
jeongmal mianhae..” kata Jesicca sambil menangis
“eonni...”
panggilnya “aku tak tahu, tadi semua diluar kendaliku” katanya lagi
“AYOO, ikut
aku” kata Tiffany pada jesicca.
Kemudian
kedua kaka beradik ini berjalan menuju ke sebuah taman yang lumayan sepi karena
ini masih jam 9 pagi. Mereka diam cukup lama dan tak ada yang bersuara.
Kemudian Jesicca membuka keheningan diantara keduanya.
“eonni,
kenapa kau menemuiku? Ini kan sudah waktunya masuk kerja”
“dan kau,
apa kau tidak masuk kuliah?” Tiffany balik bertanya pada adiknya
“aku? Aku..
bisa masuk ke kelas selanjutnya” jawab Jesicca
“aku ingat
dulu, saat kau baru lahir. Aku sangat senang saat appa bilang padaku kalau adik
ku perempuan” cerita tiffany “kau tahu, betapa bahagianya kami saat itu.
Kelahiranmu adalah kebahagian bagi kami semua, apalagi eomma” lanjutnya.
Jesicca hanya diam dan menjadi pendengar yang baik. “setelah eomma melahirkan
aku dulu, oleh dokter ia divonis tidak akan bisa hamil lagi. Itu membuat eomma
sangat sedih tapi ternyata vonis dokter itu salah, dan lima tahun berlalu kami
dapat kabar kalau ternyata eomma hamil lagi. Eomma sangat senang begitu juga
dengan aku dan appa. Kehadiranmu saat dinantikan kami kala itu” cerita tiffany
pada jesicca dan membuat Jesicca menitikan air matanya lagi.
“eonnii..
aku menyesal” kata Jesicca sambil menangis
“pulang dan
minta maaflah pada mereka” jawab Tiffany
“apa mereka
akan memaafkan ku?” tanya Jesicca
“Sicca-a,
asal kau tahu. Eomma appa mencintai mu melebihi mereka mencintai diri mereka
sendiri. Jadi memaafkanmu bukan hal yang sulit untuk mereka” jawab Tiffany.
Kemudian
Jesicca memeluk kakanya dan Tiffany membalas pelukannya.
*skip*
@Rumah
sakit
Taeyeon dan
Seunghyun akhirnya sampai di rumah sakit. Seunghyun mendorong kursi roda
Taeyeon dan membawanya ke ruangan dokter Kim.
Tok..tokk.tokk
“masuk”
kata pria berjas putih yang sedang duduk menunggunya
“Annyeonghaseyo”
sapa Taeyeon dan Seunghyun pada dokter
“ah.. iye..
silahkan duduk” kata sang dokter
“bagaimana
keadaanmu Taeyeon-shi?” tanya sang doketr
“aku
baik-baik saja” jawabnya
“baguslah”
jawab sang dokter “Taeyeon-shi, mari kita cek keadaanmu” lanjut sang dokter.
Kemudian
dokter dan perawat memeriksa keadaan Taeyeon dan dengan sabar Seunghyun
menunggu adik kesayangannya itu.
Sepuluh
menit berlalu akhirnya Taeyeon selesai diperiksa.
“Pemulihan
adikmu cepat sekali Seunghyun-shi” kata sang dokter
“ah.. iye..
dia memang tipe orang yang tak mau menyerah dengan keadaan sakit” jawab
Seunghyun
“Seunghyun-shi..
adikmu sudah boleh beraktifitas kembali, namun aktifitas yang ringan saja.
karena juahitan dikepalanya masih baru dan takut terjadi apa-apa kalu dia
melakukan aktifitsa yang berat” kata sang dokter
“ne..”
jawab Seunghyun “aku tak banyak memberikan obat, hanya beberapa untuk
pemulihan. Kalau masih merasa sakit kau bisa datang kesini lagi” kata sang
dokter dan menyerahkan kertas resep.
Kemudian
Taeyeon dan Seunghyun keluar dari ruangan dokter. Seunghyun menyuruh sopirnya
untuk menebus obatnya sedangakan Taeyeon dan Seunghyun pergi ke sebuah taman.
“oppa,
kemana kita akan pergi?” tanya taeyeon
“kau lihat
saja nanti” jawab Seunghyun dengan tersenyum pernuh arti.
Tak berapa
lama mereka tiba di sebuah taman dan mereka berhenti di sebuah bangku.
Seunghyun dengan hati-hati membantu Taeyeon turun dari kursi rodanya. Mereka
berdua menghabisakan waktu cukup lama disana mereka mengigat kembali masa kecil
dulu. Mereka berdua tak nampak seperti kaka adik melainkan seperti sepasang
kekasih.
“Oppa..
lihat sekeliling kita mereka melihat tingkah kita” kata Taeyeon yang seprtinya
menyadari bahawa sedari tadi ia dan kakanya dilihat banyak orang dan menganggap
mereka sepasang kekasih.
“biarkan
saja, mereka iri dengan kita” jawab Seunghyun santai dan memeluk erat bahu
adiknya
“oppa
lepasakan aku” pinta Taeyeon
“kenapa?”
tanya Seunghyun dan muka mereka saling berhadapan
“mereka
menganggap kita adalah sepasang kekasih oppa” kata Taeyeon mencoba menjelaskan
keadaan yang terjadi.
“aku tidak
peduli” jawabnya cuek
“oh my god”
kata Taeyeon kesal sambil mempout kan bibitrnya
“oppa..
boleh aku tanya sesuatu?” tanya Taeyeon
“tentang
apa?” Seunghyun balik bertanya
“wanita
itu” jawab Taeyeon dan menatap takut kakanya. Kemudian Seunghyun melepaskan
tangannya.
Kemudian
Seunghyun hanya tersenyum simpul
“maafkan
aku oppa, tak seharusnya aku tanyakan hal ini” kata Taeyeon menyesal
“gwancana..
kau ingin tanya dia tentang apa akan ku jawab” kata Seunghyun
“hubungan
kalian” kata Taeyeon hati-hati
“kami
baik-baik saja” jawabnya singkat
“apa appa
dan eomma sudah tahu?” tanyaku lagi
“mungkin
eomma sudah tahu, karena ia selalu memata-matai aku di kantor” jawabnya “kalau
appa sepertinya ia tidak tahu kalau eomma belum bercerita” lanjutnya
“aku akan
mendukukung mu oppa, jika kau bahagia dengan wanita yang oppa cinta aku akan
ikut bahagia” kata Taeyeon
“gomawo
Taeyeon-ah” jawab Seunghyun
“lalu
bagaimana hubungan mu dengan Jiyong?” tanya Seunghyun
“aku?”
jawab ateyeon balik. “molla” lanjutnya
“kenapa?”
tanya Seunghyun lagi
“aku tak
tahu oppa” jawabnya sedikt marah
“Taeyeon-a,
jika kau belum bisa menerimanya kau bisa katakan pada appa” katanya “aku tak
mau melihat adikku menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya” lanjutnya
“entahlah,
sepertinya aku mulai menerima perjodohan ini” jawabku.
Seunghyun
kemudian menatap kaget pada adiknya, dia tak menyangka kalau Taeyeon akan
mengatakan itu. Apa mungkin Taeyeon mulai mencintai Jiyong? Karena setahu
Seunghyun, Taeyeon membenci perjodohan ini.
“Taeyeon-a jangan
bilang kalau kau mulai mencintai Jiyong?” tanya Seunghyun penasaran
“Oppa kau
bicara apa?” Taeyeon balik tanya dan sedikit gugup
“Hyaa.. aku
sangat mengenalmu. Kau tak pernah bisa berbohong padaku” kata Seunghyun mencoba
memaksa Taeyeon untuk jujur
“Oppaaa...”
kata Taeyeon sedikit malu
“aigo..
ternyata adiku mulai jatuh hati dengan Jiyong” kata Seunghyun sambil mengacak
rambut Taeyeon gemas. “sejak kapan kau jatuh hati padanya?” tanya Seunghyun
“entahlah,
setelah kecelakan kami berdua aku mulai kehilangan kesadaranku dan mulai
menyukainya” jawab Taeyeon mencoba jujur pada Seunghyun.
“itu awal
yang bagus” kata Seunghyun. “tak terasa sudah jam 1 lewat Taeyeon-a, ayo kita
pulang” lanjutnya mengajak Taeyeon pulang.
Kemudian
kedua kaka beradik itu pulang ke rumah. Saat diperjalanan Seunghyun mendapat
panggilan telfon dari seseorang.
“Yeoboseyo”
jawab Seunghyun
....
“iya,
aku tidak di kantor. Kemungkinan aku tidak masuk hari ini. Apa ada hal yang
penting?” tanya
Seunghyun pada seseorang yang menelfonnya.
Taeyeon
penasaran dengan siapa kakanya sedang bicara, ia melirik melihat kakanya yang
nampaknya berbinar saat menerima panggilan itu. Kemudian Taeyeon memberi kode
menanyakan siapa yang sedang menelfonya, Seunghyun menempelkan telunjuknya di
bibir menandakan Taeyeon jang bicara dulu dan Taeyeon mengerti maksudnya. Namun
Taeyeon masih penasaran dan masih memandang serius kakanya.
....
“ah..
iya, iya. Aku mengerti gwancana”
....
“aku
baru mengantar Taeyeon ke rumah sakit”
....
“tidak,
dia hanya cek up”
...
“iya
akan kusampaikan padanya” kata
Seunghyun dan menatap Taeyeon. Kemudian ia mengakhiri telfonya
“apa kau
lihat-lihat?” tanya Seunghyun sambil tersenyum
“anio,
sepertinya kau bahagia sekali setelah mendapat panggilan darinya” kata taeyeon
sedikit kesal “apa itu Tiffany-shi?” tanyanya lagi
“itu
rahasia” jawab Seunghyun sambil tersenyum penuh arti.
“aishhh” Taeyeon
kesal pada kakanya dan ia membuang muka ke arah jendela.
To be continue
- Seperti
itulah harusnya hubungan kaka dan adik. Saling mendukung dan mengasihi disaat suka dan duka. Dan itulah yang dilakukan oleh Seunghyun dan Tiffany pada adiknya masing-masing -


Tidak ada komentar:
Posting Komentar