Rabu, 10 Agustus 2016

Thank You Oppa/ Thank You Eonni - Sequel We Are Swapped





Author : spencer lee
Main Cast :
Choi Taeyeon 
Lee Sooyeon aka Jesicca
Kwon Jiyong 
Choi Seunghyun
Lee MiYoung aka Tiffany

Other Cast:
Choi Siwon as ayah Taeyeon dan Seunghyun 
Choi Siwon as ibu Taeyeon dan Seunghyun
Lee Donghae as ayah Jesicca dan Tiffany
Sandara Park as ibu Jesicca dan Tiffany
Disclaimer :
This is a work of fiction. This is a fictional story about fictional representations of real people. None of the events are true. No profit was made from this work.
HAPPY READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^

Taeyeon Pov
Cahaya matahari pagi mulai menyusup masuk ke kamarku melalui celah kecil di jendela. Kubuka mata ini begitu berat, kepalaku masih terasa pusing akibat kecelakaan kemarin. Aku berharap hari ini dokter mengizinkanku untuk beraktifitas setidaknya bangun dari tempat tidurku. Satu minggu berbaring di rumah sakit ditambah dua hari di rumah membuatku tak betah. Banyak hal yang telah aku lewatkan begitu saja seperti kuliah, berkuda, taekwondo, dan les musik.
Dert..dert..dert..
Ku buka ponselku sepertinya ada pesan masuk.
Kwon Jiyong
Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah boleh bangun dari tempat tidur?
#Aku menghubungi mu karena eomma yang menyuruhku
Ku baca pesan darinya, menyebalkan sekali dia. Lebih baik tak usah menghubungiku kalau memang Yuri imo yang meminta. Aku tak berniat membalas pesan darinya. Tuhan kenapa aku harus dijodohkan dengan dia? Pria yang sama sekali aku tak suka. Aish... Appa!!!!!!!!!!! Perjanjian macam apa ini??
Hampir lupa, kurang satu bulan lagi kami bertunangan. Aku terpaksa menerima perjodohan ini, tapi tidak dengannya. Entahlah kenapa dia menerima perjodohan ini, apa mungkin Jiyong menyukai ku tapi itu tidak mungkin, karena aku tau wanita-wanita yang pernah dikencaninya seperti apa. Setelah dua tahun menjalani hubungan keterpaksaan ini aku mulai bisa menerimanya. Maksudku menerima perjodohan ini, bukan menerima Jiyong oppa sebagai calon suamiku. Ya Tuhan jangan biarkan aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Sebenarnya Jiyong adalah orang yang sangat baik walaupun ia terlalu  bebas dan seenaknya sendiri namun dia pribadi yang bisa dikatakan hangat apalagi dia adalah anak eomma banget. Dia sangat mencintai ibunya, dia selalu menuruti semua yang dikatakan ibunya. Ya seperti yang barusan ia lakukan.
Dret..dert..dert... dert..dert..dertt
Ponselku kembali bergetar, sepertinya ini bukan pesan masuk melainkan panggilan. Tertera dilayar ponselku nama Kwon Jiyong. Aku tak berniat mengangkatnya, tapi aku tak enak pada Yuri imo. Terpaksa aku mengangkat panggilan darinya.
“Yeoboseo?” jawabku
“Taeyeon-a, maaf aku mengganggumu sepagi ini. Kau pasti baru bangun? Apa kamu sudah membaca pesanku?” tanyanya bertubi-tubi
“ahh.. iye.. aku baru bangun, aku belum membaca pesanmu” jawabku bohong
“bagaimana kabarmu?” tanyanya “eomma memintaku untuk menanyakan kabarmu” lanjutnya
“aku baik-baik saja” jawabku singkat. Aish kenapa kau harus bilang disuruh ibumu, kenapa kau tidak bohong saja setidaknya, untuk sedikit menghiburku. Aigo Taeyeon, kenapa kau jadi posesif seperti ini, apa kecelakaan kemarin membuatmu menjadi berharap lebih pada Jiyong.
“ah bagus kalu begitu” katanya
 “kal..” “ba..” kata kami berbarengan
“kau dulu saja” kataku
“tidak kau dulu saja” jawabnya
“bagaimana denganmu? Aku belum tahu kabarmu semenjak kejadian itu” tanyaku tiba-tiba
Aku tidak menyangka akan menanyakan hal ini padanya.
“aku hanya luka kecil di bagian muka dan lengan, kau tak perlu khawatir” jawabnya.
Aku lega mendengarnya, setidaknya ia tidak mengalami hal yang sama denganku.
“ah.. iyee..yee” kataku
“nanti malam mungkin orang tua ku akan ke rumah mu, dan aku sepertinya tidak ikut” katanya
“lalu?” jawabku balik bertanya padanya
“aku hanya memberitahu mu, sebelum nanti kau kaget mendengarnya” katanya
“maksud oppa?” tanyaku penasaran
“mungkin mereka kesana akan membahas pertunangan kita, yang sepertinya akan dimajukan” katanya santai
“ottokhae..” jawabku resah
“jangan terlalu kau pikirkan, santai saja fokus saja pada kesembuhanmu” katanya mencoba menenagkanku
“hemm.. kenapa kau setuju dengan itu?” tanyaku
“apa yang bisa aku lakukan? Aku mau menolaknya pun kita tetap akan bertunangan. Ya kan?” dia berbalik tanya padaku
“ah.. baiklah. Terima kasih infonya” jawabkiu
“ya sudah aku tutup telfonnya, semoga kau cepat pulih” katanya
“ne..” jawabku
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku Tok..tokk..tok
“masuk” kataku
Kemudian pintu terbuka, dan ku lihat eomma masuk. Aku tersenyum padanya
“selamat pagi sayang” kata eomma dan mencium keningku
“pag eommai” kataku sambil memberikan senyuman terbaikku
“apa kau sudah baikan?” tanyanya
“Ne.. eomma. Eomma kapan aku boleh bangun dari tempat tidur?” tanyaku
“sebentar lagi sayang. Nanti siang kau diantar Seunghyun oppa ke rumah sakit, untuk mengecek kondisi mu” katanya, kemudian aku mengangguk. Selalu seperti ini pasti eomma tak ada waktu hanya sekadar untuk menemaniku ke rumah sakit.
“maafkan eomma sayang, hari ini eomma ada pertemuan dengan anggota yayasan. Jadi eomma tidak bisa mengantarkan mu” kata eomma. Sepertinya dia tahu kekecewaanku.
“kau ingin sarapan apa pagi ini sayang? Nanti Lim ahjuma bawakan ke kamarmu” lanjutnya
Aku membuang muka dan diam tak menjawab.
“Taeyeon-a?” panggilnya halus “maafkan eomma, eomma benar-benar minta maaf. Kau tolong pahami eomma sayang” lanjutnya
“iya, aku tahu. Aku memang SELALU memahami eomma” jawabku
Tiba-tiba ayahku masuk langsung memeluk dan mencium kening ku. Aku sangat mencintai ayahku, dia adalah cinta pertamaku.
“selamat pagi putriku yang cantik. Apa kau sudah sehat?” tanyanya
“selamat pagi, hari ini aku sudang mendingan appa” jawabku manja
“aigoo, putri appa yang paling cantik. Kau ingin sarapan di meja makan bersama kami?” tanyanya. Belum aku menjawab, tiba-tiba eomma menyela “yeobo.. taeyeon belum diperbolehkan untuk bangun dari tempat tidurnya”.
“aku sudah telfon dengan dokter kim, taeyeon sudah boleh bangun dari tempat tidur” jawab appa pada eomma.
*skip*

@Meja Makan
“selamat pagi nona muda” sapa Lim ahjuma
“selamat pagi” jawabku sambil tersenyum padanya
“appa dimana Seunghyun oppa?” tanyaku, karena di meja makan baru ada kami bertiga.
“mungkin masih di kamar” jawab appa. “kau mau makan apa sayang, nanti appa ambilkan?” tanyanya
“aku ambil sendiri appa, aku bukan anak kecil” jawabku
“Lim ahjuma, panggilkan Seunghyun suruh cepat sarapan” perintah eomma
“ne.. nyonya” jawab lim ahjuma
“Taeyeon kau harus makan yang banyak” kata eomma padaku. Aku hanya mengangguk
“yeobo, nanti kau antar Taeyeon ke rumah sakit kan?” tanya appa pada eomma.
Eomma bingung menjawab appa “aku ada.. yeob” katanya dan aku potong perkataanya
“aku akan pergi dengan Seunghyun oppa saja, eomma sepertinya sibuk” jawabku.
Ku lihat wajah kedua orang tuaku, appa nampak kesal dan marah namun ia tahan sedangkan eomma dia hanya menundukan kepala. Ditengah kecanggungan ini, tiba-tiba seunghyun oppa datang.
“selamat pagi semua” sapanya pada kami. Kemudian oppa duduk di sebelahku.
“selamat pagi sayang, apa kau sudah baikan?” tanya oppa padaku
“seperti yang oppa lihat, Choi Taeyeon akan pulih dengan cepat” jawabku dan disambut senyum dari mereka.
“Seunghyun-a kau antar dan jaga adikmu saat di rumah sakit, jangan sampai dia terluka” kata appa
“NE SAJANGNIM” jawab oppa tegas. Aku tersenyum dibuatnya begitu juga appa dan eomma.
Tuhan terima kasih, aku memiliki keluarga yang sangat mencintaiku jangan biarkan aku kehilangan mereka.
“hari ini aku sangat bahagia dan aku bersyukur memiliki kalian” kataku dan menatap mereke, kemudian aku melanjukan perkataanku “Aku berharap tidak akan berpisah dengan kalian. Saranghae appa, eomma, seunghyun oppa”, kemudian mereka bertiga menatapku kaget.
“waeyo? Kenapa kalian menatapku seperti itu” tanyaku “apa yang salah dengan perkataanku, sehingga membuat appa, eomma dan oppa menatapku seperti itu” tanyaku lagi
“ah.. anio, taeyeon-ah. Kau ini bicara apa, kita semua tidak akan pernah berpisah” jawab oppa. kemudian appa dan eomma saling berpandangan.
Aku curiga, sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu dariku.
“Taeyeon-a kami juga sangat mencintaimu, dan jangan lupakan itu” kata eomma tulus. Aku tersenyum mendengar perkataan eomma.
*skip*
-Taeyeon Pov end-

-Jesicca Pov-
@rumah keluara Jesicca
Pagi itu kami sedang sarapan seperti biasa. Appa siap untuk berangkat bekerja begitu juga dengan Tiffany eonni dan aku berangkat kuliah.
“yeobo, orang bank kemarin kesini” kata eomma pada appa kemudian appa hanya mengangguk dan tersenyum pada eomma.
Seperti inilah, aku selalu mendengar tentang orang bank yang mencari appa. Hutang keluarga kami memang sangat banyak yang menyebabkan kami hidup sulit.
“Appa... apa kau butuh uang lagi? Biar nanti aku hutang ke kantor” tanya Tiff eonni
“tak usah sayang, gaji apa masih bisa dipotong. Kau gunakan saja gajimu untuk keperluan mu sendiri sayang” jawab appa pada Tiff eonni
“appaa..” panggil Tiff eonni memelas “aku tak masalah gajiku dipotong, aku masih ada tabungan” lanjutnya.
Aku sedih sekaligus marah mendengar hal ini setiap harinya. Rasanya aku ingin cepat lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan dan punya rumah sendiri. Seandainya aku dilahirkan di keluarga kaya, aku tak akan mengalami ini semua.
“aku berangkat dulu” kataku ketus memotong perbincangan serius diantara appa dan eonniku, kemudian aku berdiri.
“Lee Soo Yeon !!” panggil eomma keras “duduk” lanjutnya.
Aku kembali duduk dan memasang muka kesal.
“aku sudah telat eomma” kataku ketus.
“baikklah sekarang kau pergi saja sana, pergi...!!!!!!” kata eomma marah
“yeobo..” panggil appa
“anak ini memang kurang ajar, dia tak tahu kesusahan apa yang sedang dialami keluarganya. Dia selalu seenaknya. Kau jangan terus membelanya yeobo” kata eomma marah pada appa.
Aku benci dengan semua ini. teriakku dalam hati. Kemudian tanpa aku sadari air mata ini jatuh menetes di pipi. Tiff eonni melihatku dan buru-buru aku usap.
“eomma, sudahlah.. ini masih pagi” kata Tiffany eonni memohon pada eomma agar menghentikan kemarahannya padaku.
“aku tahu, kalian sangat membenciku aku tahu. Dan..” kataku terputus  “a..akku juga sangat membenci keluarga ini, kenapa aku harus dilahirkan di keluarga macam kalian!!!!!!!!!” kataku berteriak. Aku sudah tak bisa menahan emosiku lagi, ku keluarkan segala emosi yang ada.
“YAAA... JESICCA” kata appa kemudian menamparku.
Aku lari sambil menangis dan keluar dari rumah, Tiff eonnni berusaha mengejarku namun aku tak menghiraukannya. Jujur aku benar-benar menyesal mengatakan ini semua, semuanya di luar kendali ku. Aku memang benar-benar sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Apa yang harus aku lakukan dan katakan nanti saat bertemu dengan keluargaku. Tiba-tiba saat aku berjalan menuju halte bus ada panggilan masuk dan itu dari kakaku Tiffany. Aku bingung harus menjawabnya atau tidak, dan aku memutuskan untuk tidak mengangkat telfon darinya.
Dert..dert..dert...
Eonni ku masih saja menghubungiku, tak tega padanya akhirnya aku menjawab panggilan darinya
“yaaa.. Lee Soo Yeon. Cepat kau kembali, minta maaf pada appa dan eomma” kata tiffany eonni sambil menangis.
Aku diam saja, bingung mau jawab apa.
“JESICCA, kau dimana sekarang? Aku akan menyusulmu, kau tunggu disana” tanyanya lagi sambil terisak. Sungguh aku tak tega mendengar tangis dari eonniku.
“aku di halte bus, dekat rumah” jawabku
“kau tunggu disana” katanya lagi.
Kemudian eonni memutuskan panggilannya, dan aku termenung menatap kosong ke arah jalan. Setelah menunggu 5 menit akhirnya eonni datang dan dalam keadaan mata sembab.
-jesicca pov end-

-author pov-
Akhirnya tiffany mendatangi adiknya yang sedang duduk termenung di bangku halte bus. Hatinya tersayat melihat adiknya itu namun disisi lain dia juga marah pada adiknya.
“sicca-a” panggilnya
Kemudian jesicca menoleh dan menitikan air mata. Tiffany buru-buru memeluk adinya.
“mianhae.. jeongmal mianhae..” kata Jesicca sambil menangis
“eonni...” panggilnya “aku tak tahu, tadi semua diluar kendaliku” katanya lagi
“AYOO, ikut aku” kata Tiffany pada jesicca.
Kemudian kedua kaka beradik ini berjalan menuju ke sebuah taman yang lumayan sepi karena ini masih jam 9 pagi. Mereka diam cukup lama dan tak ada yang bersuara. Kemudian Jesicca membuka keheningan diantara keduanya.
“eonni, kenapa kau menemuiku? Ini kan sudah waktunya masuk kerja”
“dan kau, apa kau tidak masuk kuliah?” Tiffany balik bertanya pada adiknya
“aku? Aku.. bisa masuk ke kelas selanjutnya” jawab Jesicca
“aku ingat dulu, saat kau baru lahir. Aku sangat senang saat appa bilang padaku kalau adik ku perempuan” cerita tiffany “kau tahu, betapa bahagianya kami saat itu. Kelahiranmu adalah kebahagian bagi kami semua, apalagi eomma” lanjutnya. Jesicca hanya diam dan menjadi pendengar yang baik. “setelah eomma melahirkan aku dulu, oleh dokter ia divonis tidak akan bisa hamil lagi. Itu membuat eomma sangat sedih tapi ternyata vonis dokter itu salah, dan lima tahun berlalu kami dapat kabar kalau ternyata eomma hamil lagi. Eomma sangat senang begitu juga dengan aku dan appa. Kehadiranmu saat dinantikan kami kala itu” cerita tiffany pada jesicca dan membuat Jesicca menitikan air matanya lagi.
“eonnii.. aku menyesal” kata Jesicca sambil menangis
“pulang dan minta maaflah pada mereka” jawab Tiffany
“apa mereka akan memaafkan ku?” tanya Jesicca
“Sicca-a, asal kau tahu. Eomma appa mencintai mu melebihi mereka mencintai diri mereka sendiri. Jadi memaafkanmu bukan hal yang sulit untuk mereka” jawab Tiffany.
Kemudian Jesicca memeluk kakanya dan Tiffany membalas pelukannya.
*skip*

@Rumah sakit
Taeyeon dan Seunghyun akhirnya sampai di rumah sakit. Seunghyun mendorong kursi roda Taeyeon dan membawanya ke ruangan dokter Kim.
Tok..tokk.tokk
“masuk” kata pria berjas putih yang sedang duduk menunggunya
“Annyeonghaseyo” sapa Taeyeon dan Seunghyun pada dokter
“ah.. iye.. silahkan duduk” kata sang dokter
“bagaimana keadaanmu Taeyeon-shi?” tanya sang doketr
“aku baik-baik saja” jawabnya
“baguslah” jawab sang dokter “Taeyeon-shi, mari kita cek keadaanmu” lanjut sang dokter.
Kemudian dokter dan perawat memeriksa keadaan Taeyeon dan dengan sabar Seunghyun menunggu adik kesayangannya itu.
Sepuluh menit berlalu akhirnya Taeyeon selesai diperiksa.
“Pemulihan adikmu cepat sekali Seunghyun-shi” kata sang dokter
“ah.. iye.. dia memang tipe orang yang tak mau menyerah dengan keadaan sakit” jawab Seunghyun
“Seunghyun-shi.. adikmu sudah boleh beraktifitas kembali, namun aktifitas yang ringan saja. karena juahitan dikepalanya masih baru dan takut terjadi apa-apa kalu dia melakukan aktifitsa yang berat” kata sang dokter
“ne..” jawab Seunghyun “aku tak banyak memberikan obat, hanya beberapa untuk pemulihan. Kalau masih merasa sakit kau bisa datang kesini lagi” kata sang dokter dan menyerahkan kertas resep.
Kemudian Taeyeon dan Seunghyun keluar dari ruangan dokter. Seunghyun menyuruh sopirnya untuk menebus obatnya sedangakan Taeyeon dan Seunghyun pergi ke sebuah taman.
“oppa, kemana kita akan pergi?” tanya taeyeon
“kau lihat saja nanti” jawab Seunghyun dengan tersenyum pernuh arti.
Tak berapa lama mereka tiba di sebuah taman dan mereka berhenti di sebuah bangku. Seunghyun dengan hati-hati membantu Taeyeon turun dari kursi rodanya. Mereka berdua menghabisakan waktu cukup lama disana mereka mengigat kembali masa kecil dulu. Mereka berdua tak nampak seperti kaka adik melainkan seperti sepasang kekasih.
“Oppa.. lihat sekeliling kita mereka melihat tingkah kita” kata Taeyeon yang seprtinya menyadari bahawa sedari tadi ia dan kakanya dilihat banyak orang dan menganggap mereka sepasang kekasih.
“biarkan saja, mereka iri dengan kita” jawab Seunghyun santai dan memeluk erat bahu adiknya
“oppa lepasakan aku” pinta Taeyeon
“kenapa?” tanya Seunghyun dan muka mereka saling berhadapan
“mereka menganggap kita adalah sepasang kekasih oppa” kata Taeyeon mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi.
“aku tidak peduli” jawabnya cuek
“oh my god” kata Taeyeon kesal sambil mempout kan bibitrnya
“oppa.. boleh aku tanya sesuatu?” tanya Taeyeon
“tentang apa?” Seunghyun balik bertanya
“wanita itu” jawab Taeyeon dan menatap takut kakanya. Kemudian Seunghyun melepaskan tangannya.
Kemudian Seunghyun hanya tersenyum simpul
“maafkan aku oppa, tak seharusnya aku tanyakan hal ini” kata Taeyeon menyesal
“gwancana.. kau ingin tanya dia tentang apa akan ku jawab” kata Seunghyun
“hubungan kalian” kata Taeyeon hati-hati
“kami baik-baik saja” jawabnya singkat
“apa appa dan eomma sudah tahu?” tanyaku lagi
“mungkin eomma sudah tahu, karena ia selalu memata-matai aku di kantor” jawabnya “kalau appa sepertinya ia tidak tahu kalau eomma belum bercerita” lanjutnya
“aku akan mendukukung mu oppa, jika kau bahagia dengan wanita yang oppa cinta aku akan ikut bahagia” kata Taeyeon
“gomawo Taeyeon-ah” jawab Seunghyun
“lalu bagaimana hubungan mu dengan Jiyong?” tanya Seunghyun
“aku?” jawab ateyeon balik. “molla” lanjutnya
“kenapa?” tanya Seunghyun lagi
“aku tak tahu oppa” jawabnya sedikt marah
“Taeyeon-a, jika kau belum bisa menerimanya kau bisa katakan pada appa” katanya “aku tak mau melihat adikku menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya” lanjutnya
“entahlah, sepertinya aku mulai menerima perjodohan ini” jawabku.
Seunghyun kemudian menatap kaget pada adiknya, dia tak menyangka kalau Taeyeon akan mengatakan itu. Apa mungkin Taeyeon mulai mencintai Jiyong? Karena setahu Seunghyun, Taeyeon membenci perjodohan ini.
“Taeyeon-a jangan bilang kalau kau mulai mencintai Jiyong?” tanya Seunghyun penasaran
“Oppa kau bicara apa?” Taeyeon balik tanya dan sedikit gugup
“Hyaa.. aku sangat mengenalmu. Kau tak pernah bisa berbohong padaku” kata Seunghyun mencoba memaksa Taeyeon untuk jujur
“Oppaaa...” kata Taeyeon sedikit malu
“aigo.. ternyata adiku mulai jatuh hati dengan Jiyong” kata Seunghyun sambil mengacak rambut Taeyeon gemas. “sejak kapan kau jatuh hati padanya?” tanya Seunghyun
“entahlah, setelah kecelakan kami berdua aku mulai kehilangan kesadaranku dan mulai menyukainya” jawab Taeyeon mencoba jujur pada Seunghyun.
“itu awal yang bagus” kata Seunghyun. “tak terasa sudah jam 1 lewat Taeyeon-a, ayo kita pulang” lanjutnya mengajak Taeyeon pulang.
Kemudian kedua kaka beradik itu pulang ke rumah. Saat diperjalanan Seunghyun mendapat panggilan telfon dari seseorang.
“Yeoboseyo” jawab Seunghyun
....
“iya, aku tidak di kantor. Kemungkinan aku tidak masuk hari ini. Apa ada hal yang penting?” tanya Seunghyun pada seseorang yang menelfonnya.
Taeyeon penasaran dengan siapa kakanya sedang bicara, ia melirik melihat kakanya yang nampaknya berbinar saat menerima panggilan itu. Kemudian Taeyeon memberi kode menanyakan siapa yang sedang menelfonya, Seunghyun menempelkan telunjuknya di bibir menandakan Taeyeon jang bicara dulu dan Taeyeon mengerti maksudnya. Namun Taeyeon masih penasaran dan masih memandang serius kakanya.
....
“ah.. iya, iya. Aku mengerti gwancana”
....
“aku baru mengantar Taeyeon ke rumah sakit”
....
“tidak, dia hanya cek up”
...
“iya akan kusampaikan padanya” kata Seunghyun dan menatap Taeyeon. Kemudian ia mengakhiri telfonya
“apa kau lihat-lihat?” tanya Seunghyun sambil tersenyum
“anio, sepertinya kau bahagia sekali setelah mendapat panggilan darinya” kata taeyeon sedikit kesal “apa itu Tiffany-shi?” tanyanya lagi
“itu rahasia” jawab Seunghyun sambil tersenyum penuh arti.
“aishhh” Taeyeon kesal pada kakanya dan ia membuang muka ke arah jendela.

To be continue




- Seperti itulah harusnya hubungan kaka dan adik. Saling  mendukung dan mengasihi disaat suka dan duka. Dan itulah yang dilakukan oleh Seunghyun dan Tiffany pada adiknya masing-masing -







Tidak ada komentar:

Posting Komentar