Jumat, 19 Agustus 2016

Complicated - Sequel We Are Swapped


Author :
spencer lee
Main cast :
Kim Taeyeon as Choi Taeyeon
Kwon Jiyong as Kwon Jiyong
Other cast :
Choi Seunghyun as Taeyeon Brother
Choi Siwon - Choi Sooyeong as Taeyeon parents
Kwon Taecyeon – Kwon Yuri as Jiyong parents
Genre : love, angst, family
Rate : 17+

Disclaimer :
This is a work of fiction. This is a fictional story about fictional representations of real people. None of the events are true. No profit was made from this work.
HAPPY READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^



- Ketika Tuhan memberikanmu kebahagian katakan “Thank God” dan Ketika Tuhan memberikanmu kepahitan “still, thank god. Everything gona be okay”.-

-Taeyeon Pov-

Tak disangka dua minggu sudah berlalu saat terjadi kecelakan yang sudah kami alami berdua,dan  hari ini aku dan dia akan bertunangan. Hari pertunangan memang maju dari perjanjian awal. Kedua orangtua kami yang memutuskan semuanya. Kami berdua memang tidak bisa berbuat apa-apa, karena pertunangan ini adalah rangkaian perjodohan yang dilakukan oleh orang tua kami dan kami tak bisa ikut campur.

Dua tahun berlalu semenjak perjodohan yang sama sekali tidak ku inginkan, akhirnya aku bisa menerima perjodohan ini dan mulai jatuh hati padanya. Iya padanya Kwon Jiyong, dia adalah pria yang dijodohkan denganku. Meski banyak orang mengecap bad boy pada dirinya,  namun tidak bagiku sesungguhnya dia adalah pria yang sangat menghormati wanita dan tahu bagaimana bersikap baik dihadapan wanita. Ia tidak akan berbuat kasar apalagi menyakitinya, karena baginya wanita adalah sosok yang harus dihormati.

Tak ayal banyak wanita yang memanfaatkan Jiyong sebagai mesin uangnya dan Jiyongpun sama dia akan mempermainkan wanita yang memanfaatkan dirinya makanya banyak yang mengatakan bahwa dia adalah bad boy. Namun bagiku dia bukan pria yang seperti itu, ia adalah pria hangat yang selalu menghargai dan memperlakukan aku dan Yuri imo dengan baik.

Jiyong adalah anak tunggal dari pemilik salah satu stasiun televisi swasta terbesar di korea dan sekaligus pemilik agensi artis terbesar di negeri ginseng ini dia adalah paman Kwon Taecyeon. Taecyeon samchun dan appa memang sahabat dari masa kuliah bahkan Yuri imo istri dari Taecyeon samchun adalah mantan pacar appa saat SMP.

Tok tok tok

Bunyi ketukukan pintu membuyarkan lamunanku di depan cermin.
“masuk” kataku. Seorang wanita cantik masuk, rambut pendek sebahu tertata rapi, mengenakan dress hitam panjang bertahtakan kristal swarowski dibagian dada menambahkan kesan mewah padanya ditambah badan proporsional seperti model ialah ibuku. Ia tersenyum bahagia padaku.
“jinja neomu yepeoyo urital” kata eomma dan memelukku. Aku hanya tersenyum malu.
“eomma tak menyangka putri eomma sudah tumbuh besar secantik ini” katanya lagi dan menatap kagum padaku.
“tentu saja, kecantikanku berasal dari wanita yang ada di depanku” jawabku.
Eomma terlihat senang mendengar jawabanku namun tiba-tiba ekspresi mukanya berubah seketika dan mengalihkan pandangannya.
“gwancanayo?” tanyaku. Eomma belum menjawab, sepertinya ada yang eomma pikirkan.
“eomma..” panggilku mencoba membuyarkan lamunannya.
“ah.. iye taeyeon-a” jawabnya “ayo kita turun semua sudah menunggumu” lanjutnya.
Aku mengangguk, kemudian kami berjalan keluar menjuju ballroom tempat dilangsungkannya pertunangan aku dan Jiyong. Aku dan eomma berjalan menyusuri lorong koridor hotel dan ku kenggam erat tangan eommaku, sungguh aku gugup sekali
“tenanglah sayang.. malam ini semua mata akan takjub melihat mu” kata eomma menenangkanku.
Aku tak merespon perkataan eomma, aku terus memikirkan yang akan terjadi nanti saat dan setelah pertunangan ini. Tenanglah Choi Taeyeon semua akan baik-baik saja, tidak akan terjadi hal buruk, tidak akan ada insiden seperti cincin jatuh atau sang wanita terpleset karena gaun yang dikenakannya. Semua itu hanya ada di drama bukan di dunia nyata. Sekarang kau harus rileks dan tenangkan dirimu. Kataku dalam hati, kemudian aku mengambil nafas dalam mencoba menenangkan diri.

Setelah satu menit berjalan dari ruang make up ke ballroom, akhirnya aku sampai. Pintu balroom terbuka, semua orang memandangku takjub dan tersenyum padaku akupun membalas senyum mereka. Tepuk tangan riuh menyambut kedatanganku.

Aku berjalan ke spot dimana aku akan bertukar cincin dengan Jiyong sesekali mataku mencari sosok seorang pria yang akan menjadi calon suamiku namun aku tak menemukannya, dimana dia? Apa dia tak jadi datang ? ayolah Jiyong dimana kau. Akhirnya aku sampai dipanggung kecil yang sudah dihias begitu mewah. Mataku masih mencari sosoknya dan tiba-tiba kulirik sebelahku dia sudah ada didekatku.

Oh Tuhan, siapa pria disebelahku ini? mataku mengerjap-ngerjap tak percaya Jiyong sudah ada di sebelahku. Dia begitu tampan dengan tuxedo hitam yang dikenakannya, dia tersenyum pada tamu yang hadir dan mengabaikan pandanganku. Mataku masih saja menatap Jiyong, tiba-tiba dia menoleh dan tersenyum manis padaku.
“kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya berbisik di telingaku
“anio” jawabku. Kemudian aku segera memalingkan pandangannya dan menatap ke tamu undangan.
“kau cantik sekali” katanya lagi ditelingaku.
Ucapannya membuat ku tersipu malu. “kau juga sangat tampan hari ini” kataku tanpa menatap wajahnya.
“Selamat malam hadirin dan semua tamu undangan, terima kasih sudah hadir di pesta pertunangan Choi Taeyeon putri Choi Siwon dengan Kwon Jiyong putra Kwon Taecyeon” kata MC membuka acara.

Akhirnya MC membuka acara pertunangan aku dan Jiyong. Semua mata memandang ke arah kami berdua dan tepuk tangan pun terdengar saat Jiyong menyematkan cincin berlian di jari manisku. Kemudian jiyong tersenyum manis sekali padaku dan aku tak kuasa menahan rasa gugupku. Kini giliran aku rasanya aku gugup sekali, jantung begitu cepat berdetak menyebabkan darah ditubuh ini memanas padahal aku pakai dress yang sedikit terbuka di bagian lengan tapi ini sama sekali tidak membantu mengurai rasa panas yang menjalar di sekujur tubuh ini.



Tangaku mengambil cincin yang dibawa eomma dan segera ku masukan ke jari Jiyong. Perfect kataku dalam hati. Terima kasih tuhan akhirnya aku melakukannya dengan sempurna tanpa ada kesalahan. Kini aku yang tersenyum padanya dan Jiyong membalasnya dengan mencium keningku. Blush pipiku seketika memerah dan tubuhku yang sedari tadi panas kini berubah membeku, ia mencium keningku cukup lama seakan-akan waktu berhenti berjalan. Kurang lebih 30 detik bibir Jiyong menempel di keningku, tiba-tiba terdengar suara lirih di dekat telinga aku dan Jiyong “Sudah cukup” dan refleks Jiyong menghentikan ciumannya dan itu ternyata suara eommaku. Kami berdua tersipu malu saat para tamu tertawa melihat aksi kami tadi.

“Selamat untuk kalian berdua, ini langkah awal dari hubungan kalian yang
lebih serius” kata appa padaku dan Jiyong. Kemudian appa memeluk bergantian kami berdua. “Kwon Jiyong, aku percayakan Taeyeon padamu. Cintai dan sayangi dia, jangan biarkan air matanya jatuh sia-sia. Apapun yang terjadi berusahalah disampingnya sampai maut memisahkan kalian. Aku percaya kamu mampu Jiyong-a” kata appa berpesan pada Jiyong kemudian appa memeluk Jiyong erat. Aku memandang haru pemandangan ini tanpa kusadari mataku berkaca-kaca dan segera ku elap.
“Ya aku berjanji selalu mencintai dan berada disampingnya” jawab Jiyong dan membungkuk pada appa.

Kemudian Jiyong menatapku dan tersenyum seakan mengatakan Aku berjanji Choi Taeyeon dan aku membalas senyumannya
*skip*

Akhirnya rangkaian acara pertunangan aku dan Jiyong selesai dan semua tamu undangan sudah meninggalkan acara ini. Tinggal keluargaku dan Jiyong yang ada, kami bertujuh duduk melingkar di sebuah meja besar. Aku duduk bersebelahan dengan Jiyong, appa di sebelah kananku dan appa Jiyong di sebelah kiri Jiyong, eomma ku dan Jiyong duduk disebelah suami masing-masing sedangkan Seunghyun oppa duduk di hadapan aku dan Jiyong.

Banyak hal penting yang kami bicarakan mulai dari tanggal pernikahan, persiapan menikah, kemana kami akan bulan madu, dimana tempat kami tinggal bahkan mereka sudah merencanakan nama cucu mereka kelak. Oh God bukankah ini berlebihan, ini baru tunangan bukan pernikahan. Sedari tadi aku dan Jiyong diam tak bersuara karena kami belum diberi kesempatan menyatakan pendapat.

“Jiyong-a, bagaimana dengan Paris?” tanya Yuri imo pada Jiyong menanyakan negara yang nanti akan kami jadikan tempat bulan madu.
“eomma bukankan ini berlebihan, kami baru bertunangan” jawabnya.
Aku setuju mendengar jawabannya, ini sungguh berlebihan sekali. Mereka semua merencanakannya tanpa mempedulikan perasaan dan posisi kami.
“aigoo..semua harus dipersiapkan dengan sempurna karena dua bulan lagi kalian menikah” kata Yuri imo kesal menjawab jawaban Jiyong.
“eomma.. masalah tempat kami honeymoon akan ku bicarakan berdua saja dengan Taeyeon. Yakan Taeyeon?” katanya bertanya denganku.
“ah.. iy...iya. Benar yang dikatakan Jiyong eh maksudku Jiyong oppa” jawabku gugup “kami akan membicarakannya berdua saja” lanjutku mencoba meyakinkan mereka.
“maaf jika aku menyela” kata Seunghyun oppa mulai ikut bersuara “lebih baik masalah bulan madu, nama anak dan dimana mereka tinggal. Biarkan mereka yang menentukannya, mereka juga berhak perpendapat atas pernikahannya. Bukankah mereka sudah dewasa dan mengerti akan hal itu. Ya kan? Jadi berilah mereka kebebasan untuk itu” kata Seunghyun oppa mencoba menjadi penengah diantara kedua orangtua kami.

Seunghyun oppa memang selalu menjadi penolong kami disaat situasi seperti ini, ia seperti hakim yang adil. Dia memang kakaku yang terbaik.

Disaat diskusi ini yang tak tahu kapan selesainya, tiba-tiaba seorang satff datang dan membawakan sebuah map yang sepertinya berisi dokumen penting. Mata kami semua tertuju pada staff itu, ia kemudian menghampiri appa dan membisikan sesuatu dan appa mengangguk. Setelah staff itu pergi kemudian appa berdiri dan membungkuk. Kami semua kaget dan menatap heran pada sosok Choi Siwon.

“Maaf sebelumya, mungkin kalian bertanya-tanya mengapa tiba-tiba aku berdiri dan membungkuk pada kalian. Terutama untuk putriku yang sangat kucintai segenap jiwa dan raga aku meminta maaf.” kata appa membuka pernyataannya.
“yeobooo...”panggil eomma sedikit takut.
Kemudian ia menutup mukanya begitu juga dengan Seunghyun oppa yang menghela nafas panjang. Sepertinya hanya aku, Jiyong dan orang tuanya bingung dengan situasi ini.
Kemudian appa melanjutkan perkataanya.
“22 tahun yang lalu saat istriku melahirkan” kata appa dengan suara berat “terjadi sebuah insiden yang diluar dugaan kami, kami pun baru tahu kebenarannya kemarin saat Taeyeon dan Jiyong mengalami kecelakaan” lanjut appa. Terlihat matanya yang berkaca-kaca. Aku merasa ada hal yang disembunyikan selama ini padaku.

Kami semua masih setia mendengar setiap kata yang terucap dari bibir Choi Siwon.
“sebe...narnya..” kata appa terbata-bata
“yeobo.. jebal” kata eomma memotong perkataan appa dan mulai menangis.
Aku semakin bingung dengan situasi ini begitu juga dengan Jiyong dan kedua orangtuanya. Tiba-tiba appa menggenggam tanganku erat.
“Taeyeon-a maafkan appa..” kata appa dan memandang padaku.
“sebenarnya kau tertukar dengan bayi di rumah sakit saat kau lahir” kata appa lirih namun cukup bisa didengar kami semua.
DEG jantungku menghujam begitu keras dan tanpa kusadari pipi ini basah karena air mata yang keluar dari kedua bola mataku. Begitu juga dengan yang lain Jiyong, Yuri imo yang kaget. Sedangkan eomma manangis dan Seunghyun oppa menutup mukanya.
“Choi Siwon, apa maksudnya ini? kau sedang tidak bercandakan?” tanya ayah Jiyong kaget.
“Kwon Taecyeon, maafkan aku. aku baru mengatakannya sekarang padamu, bahakan Taeyeonpun baru tahu sekarang” kata appa memohon.
“kenapa kau menutupinya Siwon-shi?” tanya Taecyeon samcun sedikit marah.
“aku takut jika kau tahu sebelumnya, kau akan membatalkan perjodohan ini Taecyeon-shi” kata appa menyesal.

Aku sudah tak kuasa menahan tangisku, segera aku bangkit dari tempat duduk ini dan berlari ke luar. Kemudian Jiyong berlari menyusulku begitu juga dengan Seunghyun oppa.
“Taeyeon-a” panggil Jiyong.

Aku tak peduli pada panggilannya, aku terus berlari ke luar gedung ini. Aku mencoba menyetop taxi, namun tiba-tiba ada seseorang yang memeluku dari belakang.
“lepaskan” kataku berteriak namun orang itu tidak melepaskan pelukannya.
“taeyeon-a, apa kau lupa satu jam yang lalu aku sudah berjanji akan selalu disisimu bagaimana keadaanmu” kata orang itu lirih ditelingaku dan sepertinya aku tahu siapa yang memelukku dia adalah Kwon Jiyong.
“ayo ikut aku” katanya, kemudian menarik tanganku dan berjalan kesebuah taman disamping gedung ini. Kami berdua duduk disebuah bangku panjang.
“Taeyeon-a” panggilnya dan menggenggam tanganku erat.
Aku tak bisa menjawab bibirku terkunci rapat dan tangisku masih berlangsung.
“Taeyeon-a” panggilnya sekali lagi namun ia kini jongkok dihadapanku dan meraih daguku, ia menciumku lembut namun aku tak membalas ciumannya. Hanya sebentar ia menciumku dan membuat tangisku sedikit berkurang. Aku menatap matanya begitu pula dengannya menatap mataku dalam.
“Choi Taeyeon saranghae” katanya lagi dan mencium bibirku aku masih sama tak membalas ciumannya namun ini sedikit lebih lama.

Ini adalah ciuman pertama kami, selama dua tahun menjalin hubungan kami belum pernah melakukannya. Karena Jiyong tahu, aku tidak mencintainya saat itu dan hingga kini pun ia belum tahu kalau aku sudah jatuh hati padanya.
Kemudian ia melepas ciumannya dan tangis ku pun berhenti. Rasanya ada kedamaian saat bibirnya menyetuh bibirku.
“nado saranghae oppa” kataku lirih.
Jiyong sedikit kaget kemudian ia tersenyum simpul. Ia berdiri dan kembali duduk disebelahku.
“Taeyeon siapapun kamu dan keluargamu, aku tidak peduli itu. Sungguh aku mencintaimu tulus, tak melihat kau adalah anak Choi Siwon. Walaupun aku tahu kau belum bisa mencintaiku” katanya membuka keheningan diantara kami.
“oppa..” panggilku
“iya..” jawabnya dan menoleh padaku
“apa aku bisa pegang janjimu itu?” tanyaku ragu
“tentu saja, aku Kwon Jiyong tidak akan berkata dusta pada wanita yang sangat kucintai” katanya dan tersenyum padaku. “taeyeon-a...” paggilnya. Kemudian aku menoleh dan menatap matanya ia balas menatap mataku
“maaf jika aku tanyakan ini” katanya “apa benar yang dkatakan appamu itu?” lanjutnya.
Aku bingung harus menjawab apa, karena jujur aku juga belum tahu hal ini sebelumnya. Aku hanya menggelengkan kepalaku dengan maksud aku tak tahu apa-apa oppa.
“tak apa-apa jika kau tak menjawab” katanya lagi.

Kemudian kami terdiam lagi, tak ada yang bersuara. Aku mengusap-usapkan lenganku, karena aku merasa kedinginan karena suhu malam itu lumayan dingin untuk seseorang yang berpakaian seperti aku. Melihat hal itu kemudian Jiyong melepaskan jasnya dan menaruhnya dibahuku.
“lebih baik kita masuk saja, udara di luar sangat dingin” katanya mengajak ku kembali ke gedung itu.
“aku tak bisa oppa” jawabku
“baiklah jika itu maumu, aku akan menemanimu” katanya
“gomawo oppa” kataku.
-Taeyeon pov end-

-Author pov-
Tanpa sepengetahuan Taeyeon dan Jiyong ternyata sedari tadi Seunghyun melihat dan mendengar semua yang terjadi diantara adiknya dan Jiyong. Seunghyun tak kuasa menahan air matanyanya jatuh saat melihat Taeyeon menangis dan bersedih mengetahui kenyataan sebenarnya. Air mata yang jatuh dipipi Seunghyun jatuh semakin tak terbendung dan dadanya begitu sesak. Seunghyun paham betul bagaimana sifat Taeyeon, sebelumnya ia tak pernah melihat Taeyeon begitu sedih seperti saat sekarang.

Disisi lain Sunghyun juga melihat bagaimana perlakuan Jiyong pada Taeyeon dengan sangat baik. Ia melihat ketulusan cinta didiri Jiyong pada Taeyeon. Begitu juga dengan Taeyeon yang sepertinya sudah menerima Jiyong di hatinnya. Ada kelegaan di dada Seunghyun, karena adiknya mendapat pria yang baik dan begitu mencintainya.
Kini kaki Seunghyun melangkah kembali ke gedung tadi. Seunghyun menghentikan kakinya saat berada di depan pintu, ia mendengar kedua orang tuanya dengan orang tuan Jiyong sedang berdebat.

“aku kecewa padamu Siwon-shi” kata tuan Kwon ayah Jiyong sedikit marah
“Taecyeon-shi aku punya alasan dibalik itu semua, biarkan aku menjelaskannya” jawab ayah Seunghyun.
“tidak ada yang perlu dijelaskan... dan...” jawab tuan Kwon ketus. “dan masalah pernikahan akan aku pikirkan KEMBALI dan mungkin bisa batal” lanjut tuan kwon dan sedikit..

Ny. Choi hanya bisa menangis sedangkan Ny. Kwon masih dalam keadaan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Seunghyun. Kedua wanita ini rasanya ingin mengatakan sesuatu namun rasanya mulut keduanya terkunci rapat. Dan Seunghyun hanya bisa memandang dari luar pintu.

“ayo kita pulang” kata tuan kwon pada istrinya. Ia menarik lengan istrinya untuk keluar dan Ny. Kwon hanya bisa menuruti perintah suaminya. Kemudian dengan keberanian penuh Seunghyun masuk dan mengentikan langkah tuan dan nyonya Kwon.
“Tunggu sebentar Mr.Kwon, ada yang harus aku katakan” kata Seunghyun mencegah kedua orang itu pergi.
“apa yang akan kau katakan Seunghyun?” tanya tuan Kwon dingin
“ada yang perlu aku jelaskan pada kalian semua yang ada disini” jawab Seunghyun yakin
“maaf Seunghyun-a aku tidak ada waktu untuk itu” kata tuan Kwon dan memegang bahu Seunghyun. Kemudian tuan Kwon dan istrinya berjalan kembali.

“mereka saling mencintai” kata Seunghyun keras dan membuat kedua orang yang akan pergi menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
“apa maksudmu Seunghyun?” tanya ny. Kwon yang kini mulai berani bersuara “bukankah Taeyeon sampai sekarang tidak mencintai Kwon Jiyong anakku?” lanjut ny.kwon bertanya pada Sunghyun
“anio.. mereka saling mencintai. Biarkan mereka bersatu” jawab Seunghyun yakin
“jangan bohong” jawab Seunghyun
“aku tak mungkin bohong pada kalian, aku melihat mereka berdua berbicara cukup lama dan mereka juga berciuman. Jiyong begitu mencintai adiku dan Taeyeon mulai menerima dan mencintai Jiyong. Taeyeon pernah mengatakannya padaku saat kita di rumah sakit. Apa kalian tega memisahkan mereka?” kata Seunghyun mencoba meyakinkan dan menanyakan pada tuan dan nyonya Kwon.

“kalian yang memaksa dan merencanakan perjodohan bodoh ini. dan terpaksa mereka menyetujui dan menjalani semua keterpaksaan ini sampai akhirnya ada cinta yang tumbuh diantara mereka dan sekarang kalian memutuskan begitu saja akan membatalkan semuanya. Its Crazy” kata Seunghyun menjelaskan yang terjadi.dan yang lain hanya bisa mendengarkan tanpa bersuara.
“Kalian pikir mereka boneka yang bisa kalian mainkan sesuka hati? Mereka punya hati dan perasaan. Apa kalian tega memetik bunga yang baru muncul kuncupnya. Bukankah akan indah bila melihat bunga itu mekar sempurna dan diikuti bunga yang lain” lanjut Seunghyun
“mereka bukan bunga Seunghyun-shi” kata tuan taecyeon sinis “Jiyong adalah anak ku satu-satunya, dia berhak mendapat wanita yang baik” lanjut tuan taecyeon
“apa maksud mu Taecyeon-shi?” tanya nyonya Choi sedikit marah, karena menganggap Taeyeon bukan wanita baik
“Taeyeon bukan anak kalian, bagaimana mungkin aku akan menikahkan anak ku dengan wanita yang tidak jelas siapa orang tuanya” jawab Taecyeon sinis.
Jawaban tuan Kwon tentu membuat semua orang yang ada kaget tak percaya. Tuan Choi rasanya ingin memukulnya namun ia menahan emosinya.

“HYAAAA... TAECYEON-SHI KAU TIDAK BERHAK BERBICARA SEPERTI ITU. APAPUN YANG TERJADI TAEYEON ADALAH PUTRI KU. TIDAK ADA YANG BERUBAH” jawab nyonya choi marah.
“Tsk” Tuan Taecyeon hanya berdecak kesal..
“yeobo-ya” panggil nyonya Kwon untuk menyadarkan apa yang barusan dikatakan suaminya

“aku tak masalah kau untuk mempertimbangkan kembali perjodohan ini, tapi aku begitu marah ketika kau menyebut Taeyeon berasal dari keluarga yang tidak jelas. Kau tidak ada hak mengatakan semua itu” jawab siwon tegas yang mencoba menahan emosinya.
“ayo kita pergi yeobo” kata Taecyeon pada istrinya dan menarik tanganya supaya berjalan keluar.
“HYAAAA... KWON TAECYEONNNNNNNNN” teriak Choi Sooyoung istri Choi Siwon. Kemudian ia pingsan....
“yeobo” “eomma” panggil Siwon dan Seunghyun bersamaan.
Siwon dan Seunghyun begitu panik melihat nyonya Choi pingsan.
“yeobo irrona..” panggil Siwon yang memangku kepala istrinya.

- everthing will be okay in the end. If its not okay its not the end- Jhon Lenon

*to be continue*

Rabu, 10 Agustus 2016

Thank You Oppa/ Thank You Eonni - Sequel We Are Swapped





Author : spencer lee
Main Cast :
Choi Taeyeon 
Lee Sooyeon aka Jesicca
Kwon Jiyong 
Choi Seunghyun
Lee MiYoung aka Tiffany

Other Cast:
Choi Siwon as ayah Taeyeon dan Seunghyun 
Choi Siwon as ibu Taeyeon dan Seunghyun
Lee Donghae as ayah Jesicca dan Tiffany
Sandara Park as ibu Jesicca dan Tiffany
Disclaimer :
This is a work of fiction. This is a fictional story about fictional representations of real people. None of the events are true. No profit was made from this work.
HAPPY READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^

Taeyeon Pov
Cahaya matahari pagi mulai menyusup masuk ke kamarku melalui celah kecil di jendela. Kubuka mata ini begitu berat, kepalaku masih terasa pusing akibat kecelakaan kemarin. Aku berharap hari ini dokter mengizinkanku untuk beraktifitas setidaknya bangun dari tempat tidurku. Satu minggu berbaring di rumah sakit ditambah dua hari di rumah membuatku tak betah. Banyak hal yang telah aku lewatkan begitu saja seperti kuliah, berkuda, taekwondo, dan les musik.
Dert..dert..dert..
Ku buka ponselku sepertinya ada pesan masuk.
Kwon Jiyong
Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah boleh bangun dari tempat tidur?
#Aku menghubungi mu karena eomma yang menyuruhku
Ku baca pesan darinya, menyebalkan sekali dia. Lebih baik tak usah menghubungiku kalau memang Yuri imo yang meminta. Aku tak berniat membalas pesan darinya. Tuhan kenapa aku harus dijodohkan dengan dia? Pria yang sama sekali aku tak suka. Aish... Appa!!!!!!!!!!! Perjanjian macam apa ini??
Hampir lupa, kurang satu bulan lagi kami bertunangan. Aku terpaksa menerima perjodohan ini, tapi tidak dengannya. Entahlah kenapa dia menerima perjodohan ini, apa mungkin Jiyong menyukai ku tapi itu tidak mungkin, karena aku tau wanita-wanita yang pernah dikencaninya seperti apa. Setelah dua tahun menjalani hubungan keterpaksaan ini aku mulai bisa menerimanya. Maksudku menerima perjodohan ini, bukan menerima Jiyong oppa sebagai calon suamiku. Ya Tuhan jangan biarkan aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Sebenarnya Jiyong adalah orang yang sangat baik walaupun ia terlalu  bebas dan seenaknya sendiri namun dia pribadi yang bisa dikatakan hangat apalagi dia adalah anak eomma banget. Dia sangat mencintai ibunya, dia selalu menuruti semua yang dikatakan ibunya. Ya seperti yang barusan ia lakukan.
Dret..dert..dert... dert..dert..dertt
Ponselku kembali bergetar, sepertinya ini bukan pesan masuk melainkan panggilan. Tertera dilayar ponselku nama Kwon Jiyong. Aku tak berniat mengangkatnya, tapi aku tak enak pada Yuri imo. Terpaksa aku mengangkat panggilan darinya.
“Yeoboseo?” jawabku
“Taeyeon-a, maaf aku mengganggumu sepagi ini. Kau pasti baru bangun? Apa kamu sudah membaca pesanku?” tanyanya bertubi-tubi
“ahh.. iye.. aku baru bangun, aku belum membaca pesanmu” jawabku bohong
“bagaimana kabarmu?” tanyanya “eomma memintaku untuk menanyakan kabarmu” lanjutnya
“aku baik-baik saja” jawabku singkat. Aish kenapa kau harus bilang disuruh ibumu, kenapa kau tidak bohong saja setidaknya, untuk sedikit menghiburku. Aigo Taeyeon, kenapa kau jadi posesif seperti ini, apa kecelakaan kemarin membuatmu menjadi berharap lebih pada Jiyong.
“ah bagus kalu begitu” katanya
 “kal..” “ba..” kata kami berbarengan
“kau dulu saja” kataku
“tidak kau dulu saja” jawabnya
“bagaimana denganmu? Aku belum tahu kabarmu semenjak kejadian itu” tanyaku tiba-tiba
Aku tidak menyangka akan menanyakan hal ini padanya.
“aku hanya luka kecil di bagian muka dan lengan, kau tak perlu khawatir” jawabnya.
Aku lega mendengarnya, setidaknya ia tidak mengalami hal yang sama denganku.
“ah.. iyee..yee” kataku
“nanti malam mungkin orang tua ku akan ke rumah mu, dan aku sepertinya tidak ikut” katanya
“lalu?” jawabku balik bertanya padanya
“aku hanya memberitahu mu, sebelum nanti kau kaget mendengarnya” katanya
“maksud oppa?” tanyaku penasaran
“mungkin mereka kesana akan membahas pertunangan kita, yang sepertinya akan dimajukan” katanya santai
“ottokhae..” jawabku resah
“jangan terlalu kau pikirkan, santai saja fokus saja pada kesembuhanmu” katanya mencoba menenagkanku
“hemm.. kenapa kau setuju dengan itu?” tanyaku
“apa yang bisa aku lakukan? Aku mau menolaknya pun kita tetap akan bertunangan. Ya kan?” dia berbalik tanya padaku
“ah.. baiklah. Terima kasih infonya” jawabkiu
“ya sudah aku tutup telfonnya, semoga kau cepat pulih” katanya
“ne..” jawabku
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku Tok..tokk..tok
“masuk” kataku
Kemudian pintu terbuka, dan ku lihat eomma masuk. Aku tersenyum padanya
“selamat pagi sayang” kata eomma dan mencium keningku
“pag eommai” kataku sambil memberikan senyuman terbaikku
“apa kau sudah baikan?” tanyanya
“Ne.. eomma. Eomma kapan aku boleh bangun dari tempat tidur?” tanyaku
“sebentar lagi sayang. Nanti siang kau diantar Seunghyun oppa ke rumah sakit, untuk mengecek kondisi mu” katanya, kemudian aku mengangguk. Selalu seperti ini pasti eomma tak ada waktu hanya sekadar untuk menemaniku ke rumah sakit.
“maafkan eomma sayang, hari ini eomma ada pertemuan dengan anggota yayasan. Jadi eomma tidak bisa mengantarkan mu” kata eomma. Sepertinya dia tahu kekecewaanku.
“kau ingin sarapan apa pagi ini sayang? Nanti Lim ahjuma bawakan ke kamarmu” lanjutnya
Aku membuang muka dan diam tak menjawab.
“Taeyeon-a?” panggilnya halus “maafkan eomma, eomma benar-benar minta maaf. Kau tolong pahami eomma sayang” lanjutnya
“iya, aku tahu. Aku memang SELALU memahami eomma” jawabku
Tiba-tiba ayahku masuk langsung memeluk dan mencium kening ku. Aku sangat mencintai ayahku, dia adalah cinta pertamaku.
“selamat pagi putriku yang cantik. Apa kau sudah sehat?” tanyanya
“selamat pagi, hari ini aku sudang mendingan appa” jawabku manja
“aigoo, putri appa yang paling cantik. Kau ingin sarapan di meja makan bersama kami?” tanyanya. Belum aku menjawab, tiba-tiba eomma menyela “yeobo.. taeyeon belum diperbolehkan untuk bangun dari tempat tidurnya”.
“aku sudah telfon dengan dokter kim, taeyeon sudah boleh bangun dari tempat tidur” jawab appa pada eomma.
*skip*

@Meja Makan
“selamat pagi nona muda” sapa Lim ahjuma
“selamat pagi” jawabku sambil tersenyum padanya
“appa dimana Seunghyun oppa?” tanyaku, karena di meja makan baru ada kami bertiga.
“mungkin masih di kamar” jawab appa. “kau mau makan apa sayang, nanti appa ambilkan?” tanyanya
“aku ambil sendiri appa, aku bukan anak kecil” jawabku
“Lim ahjuma, panggilkan Seunghyun suruh cepat sarapan” perintah eomma
“ne.. nyonya” jawab lim ahjuma
“Taeyeon kau harus makan yang banyak” kata eomma padaku. Aku hanya mengangguk
“yeobo, nanti kau antar Taeyeon ke rumah sakit kan?” tanya appa pada eomma.
Eomma bingung menjawab appa “aku ada.. yeob” katanya dan aku potong perkataanya
“aku akan pergi dengan Seunghyun oppa saja, eomma sepertinya sibuk” jawabku.
Ku lihat wajah kedua orang tuaku, appa nampak kesal dan marah namun ia tahan sedangkan eomma dia hanya menundukan kepala. Ditengah kecanggungan ini, tiba-tiba seunghyun oppa datang.
“selamat pagi semua” sapanya pada kami. Kemudian oppa duduk di sebelahku.
“selamat pagi sayang, apa kau sudah baikan?” tanya oppa padaku
“seperti yang oppa lihat, Choi Taeyeon akan pulih dengan cepat” jawabku dan disambut senyum dari mereka.
“Seunghyun-a kau antar dan jaga adikmu saat di rumah sakit, jangan sampai dia terluka” kata appa
“NE SAJANGNIM” jawab oppa tegas. Aku tersenyum dibuatnya begitu juga appa dan eomma.
Tuhan terima kasih, aku memiliki keluarga yang sangat mencintaiku jangan biarkan aku kehilangan mereka.
“hari ini aku sangat bahagia dan aku bersyukur memiliki kalian” kataku dan menatap mereke, kemudian aku melanjukan perkataanku “Aku berharap tidak akan berpisah dengan kalian. Saranghae appa, eomma, seunghyun oppa”, kemudian mereka bertiga menatapku kaget.
“waeyo? Kenapa kalian menatapku seperti itu” tanyaku “apa yang salah dengan perkataanku, sehingga membuat appa, eomma dan oppa menatapku seperti itu” tanyaku lagi
“ah.. anio, taeyeon-ah. Kau ini bicara apa, kita semua tidak akan pernah berpisah” jawab oppa. kemudian appa dan eomma saling berpandangan.
Aku curiga, sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu dariku.
“Taeyeon-a kami juga sangat mencintaimu, dan jangan lupakan itu” kata eomma tulus. Aku tersenyum mendengar perkataan eomma.
*skip*
-Taeyeon Pov end-

-Jesicca Pov-
@rumah keluara Jesicca
Pagi itu kami sedang sarapan seperti biasa. Appa siap untuk berangkat bekerja begitu juga dengan Tiffany eonni dan aku berangkat kuliah.
“yeobo, orang bank kemarin kesini” kata eomma pada appa kemudian appa hanya mengangguk dan tersenyum pada eomma.
Seperti inilah, aku selalu mendengar tentang orang bank yang mencari appa. Hutang keluarga kami memang sangat banyak yang menyebabkan kami hidup sulit.
“Appa... apa kau butuh uang lagi? Biar nanti aku hutang ke kantor” tanya Tiff eonni
“tak usah sayang, gaji apa masih bisa dipotong. Kau gunakan saja gajimu untuk keperluan mu sendiri sayang” jawab appa pada Tiff eonni
“appaa..” panggil Tiff eonni memelas “aku tak masalah gajiku dipotong, aku masih ada tabungan” lanjutnya.
Aku sedih sekaligus marah mendengar hal ini setiap harinya. Rasanya aku ingin cepat lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan dan punya rumah sendiri. Seandainya aku dilahirkan di keluarga kaya, aku tak akan mengalami ini semua.
“aku berangkat dulu” kataku ketus memotong perbincangan serius diantara appa dan eonniku, kemudian aku berdiri.
“Lee Soo Yeon !!” panggil eomma keras “duduk” lanjutnya.
Aku kembali duduk dan memasang muka kesal.
“aku sudah telat eomma” kataku ketus.
“baikklah sekarang kau pergi saja sana, pergi...!!!!!!” kata eomma marah
“yeobo..” panggil appa
“anak ini memang kurang ajar, dia tak tahu kesusahan apa yang sedang dialami keluarganya. Dia selalu seenaknya. Kau jangan terus membelanya yeobo” kata eomma marah pada appa.
Aku benci dengan semua ini. teriakku dalam hati. Kemudian tanpa aku sadari air mata ini jatuh menetes di pipi. Tiff eonni melihatku dan buru-buru aku usap.
“eomma, sudahlah.. ini masih pagi” kata Tiffany eonni memohon pada eomma agar menghentikan kemarahannya padaku.
“aku tahu, kalian sangat membenciku aku tahu. Dan..” kataku terputus  “a..akku juga sangat membenci keluarga ini, kenapa aku harus dilahirkan di keluarga macam kalian!!!!!!!!!” kataku berteriak. Aku sudah tak bisa menahan emosiku lagi, ku keluarkan segala emosi yang ada.
“YAAA... JESICCA” kata appa kemudian menamparku.
Aku lari sambil menangis dan keluar dari rumah, Tiff eonnni berusaha mengejarku namun aku tak menghiraukannya. Jujur aku benar-benar menyesal mengatakan ini semua, semuanya di luar kendali ku. Aku memang benar-benar sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Apa yang harus aku lakukan dan katakan nanti saat bertemu dengan keluargaku. Tiba-tiba saat aku berjalan menuju halte bus ada panggilan masuk dan itu dari kakaku Tiffany. Aku bingung harus menjawabnya atau tidak, dan aku memutuskan untuk tidak mengangkat telfon darinya.
Dert..dert..dert...
Eonni ku masih saja menghubungiku, tak tega padanya akhirnya aku menjawab panggilan darinya
“yaaa.. Lee Soo Yeon. Cepat kau kembali, minta maaf pada appa dan eomma” kata tiffany eonni sambil menangis.
Aku diam saja, bingung mau jawab apa.
“JESICCA, kau dimana sekarang? Aku akan menyusulmu, kau tunggu disana” tanyanya lagi sambil terisak. Sungguh aku tak tega mendengar tangis dari eonniku.
“aku di halte bus, dekat rumah” jawabku
“kau tunggu disana” katanya lagi.
Kemudian eonni memutuskan panggilannya, dan aku termenung menatap kosong ke arah jalan. Setelah menunggu 5 menit akhirnya eonni datang dan dalam keadaan mata sembab.
-jesicca pov end-

-author pov-
Akhirnya tiffany mendatangi adiknya yang sedang duduk termenung di bangku halte bus. Hatinya tersayat melihat adiknya itu namun disisi lain dia juga marah pada adiknya.
“sicca-a” panggilnya
Kemudian jesicca menoleh dan menitikan air mata. Tiffany buru-buru memeluk adinya.
“mianhae.. jeongmal mianhae..” kata Jesicca sambil menangis
“eonni...” panggilnya “aku tak tahu, tadi semua diluar kendaliku” katanya lagi
“AYOO, ikut aku” kata Tiffany pada jesicca.
Kemudian kedua kaka beradik ini berjalan menuju ke sebuah taman yang lumayan sepi karena ini masih jam 9 pagi. Mereka diam cukup lama dan tak ada yang bersuara. Kemudian Jesicca membuka keheningan diantara keduanya.
“eonni, kenapa kau menemuiku? Ini kan sudah waktunya masuk kerja”
“dan kau, apa kau tidak masuk kuliah?” Tiffany balik bertanya pada adiknya
“aku? Aku.. bisa masuk ke kelas selanjutnya” jawab Jesicca
“aku ingat dulu, saat kau baru lahir. Aku sangat senang saat appa bilang padaku kalau adik ku perempuan” cerita tiffany “kau tahu, betapa bahagianya kami saat itu. Kelahiranmu adalah kebahagian bagi kami semua, apalagi eomma” lanjutnya. Jesicca hanya diam dan menjadi pendengar yang baik. “setelah eomma melahirkan aku dulu, oleh dokter ia divonis tidak akan bisa hamil lagi. Itu membuat eomma sangat sedih tapi ternyata vonis dokter itu salah, dan lima tahun berlalu kami dapat kabar kalau ternyata eomma hamil lagi. Eomma sangat senang begitu juga dengan aku dan appa. Kehadiranmu saat dinantikan kami kala itu” cerita tiffany pada jesicca dan membuat Jesicca menitikan air matanya lagi.
“eonnii.. aku menyesal” kata Jesicca sambil menangis
“pulang dan minta maaflah pada mereka” jawab Tiffany
“apa mereka akan memaafkan ku?” tanya Jesicca
“Sicca-a, asal kau tahu. Eomma appa mencintai mu melebihi mereka mencintai diri mereka sendiri. Jadi memaafkanmu bukan hal yang sulit untuk mereka” jawab Tiffany.
Kemudian Jesicca memeluk kakanya dan Tiffany membalas pelukannya.
*skip*

@Rumah sakit
Taeyeon dan Seunghyun akhirnya sampai di rumah sakit. Seunghyun mendorong kursi roda Taeyeon dan membawanya ke ruangan dokter Kim.
Tok..tokk.tokk
“masuk” kata pria berjas putih yang sedang duduk menunggunya
“Annyeonghaseyo” sapa Taeyeon dan Seunghyun pada dokter
“ah.. iye.. silahkan duduk” kata sang dokter
“bagaimana keadaanmu Taeyeon-shi?” tanya sang doketr
“aku baik-baik saja” jawabnya
“baguslah” jawab sang dokter “Taeyeon-shi, mari kita cek keadaanmu” lanjut sang dokter.
Kemudian dokter dan perawat memeriksa keadaan Taeyeon dan dengan sabar Seunghyun menunggu adik kesayangannya itu.
Sepuluh menit berlalu akhirnya Taeyeon selesai diperiksa.
“Pemulihan adikmu cepat sekali Seunghyun-shi” kata sang dokter
“ah.. iye.. dia memang tipe orang yang tak mau menyerah dengan keadaan sakit” jawab Seunghyun
“Seunghyun-shi.. adikmu sudah boleh beraktifitas kembali, namun aktifitas yang ringan saja. karena juahitan dikepalanya masih baru dan takut terjadi apa-apa kalu dia melakukan aktifitsa yang berat” kata sang dokter
“ne..” jawab Seunghyun “aku tak banyak memberikan obat, hanya beberapa untuk pemulihan. Kalau masih merasa sakit kau bisa datang kesini lagi” kata sang dokter dan menyerahkan kertas resep.
Kemudian Taeyeon dan Seunghyun keluar dari ruangan dokter. Seunghyun menyuruh sopirnya untuk menebus obatnya sedangakan Taeyeon dan Seunghyun pergi ke sebuah taman.
“oppa, kemana kita akan pergi?” tanya taeyeon
“kau lihat saja nanti” jawab Seunghyun dengan tersenyum pernuh arti.
Tak berapa lama mereka tiba di sebuah taman dan mereka berhenti di sebuah bangku. Seunghyun dengan hati-hati membantu Taeyeon turun dari kursi rodanya. Mereka berdua menghabisakan waktu cukup lama disana mereka mengigat kembali masa kecil dulu. Mereka berdua tak nampak seperti kaka adik melainkan seperti sepasang kekasih.
“Oppa.. lihat sekeliling kita mereka melihat tingkah kita” kata Taeyeon yang seprtinya menyadari bahawa sedari tadi ia dan kakanya dilihat banyak orang dan menganggap mereka sepasang kekasih.
“biarkan saja, mereka iri dengan kita” jawab Seunghyun santai dan memeluk erat bahu adiknya
“oppa lepasakan aku” pinta Taeyeon
“kenapa?” tanya Seunghyun dan muka mereka saling berhadapan
“mereka menganggap kita adalah sepasang kekasih oppa” kata Taeyeon mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi.
“aku tidak peduli” jawabnya cuek
“oh my god” kata Taeyeon kesal sambil mempout kan bibitrnya
“oppa.. boleh aku tanya sesuatu?” tanya Taeyeon
“tentang apa?” Seunghyun balik bertanya
“wanita itu” jawab Taeyeon dan menatap takut kakanya. Kemudian Seunghyun melepaskan tangannya.
Kemudian Seunghyun hanya tersenyum simpul
“maafkan aku oppa, tak seharusnya aku tanyakan hal ini” kata Taeyeon menyesal
“gwancana.. kau ingin tanya dia tentang apa akan ku jawab” kata Seunghyun
“hubungan kalian” kata Taeyeon hati-hati
“kami baik-baik saja” jawabnya singkat
“apa appa dan eomma sudah tahu?” tanyaku lagi
“mungkin eomma sudah tahu, karena ia selalu memata-matai aku di kantor” jawabnya “kalau appa sepertinya ia tidak tahu kalau eomma belum bercerita” lanjutnya
“aku akan mendukukung mu oppa, jika kau bahagia dengan wanita yang oppa cinta aku akan ikut bahagia” kata Taeyeon
“gomawo Taeyeon-ah” jawab Seunghyun
“lalu bagaimana hubungan mu dengan Jiyong?” tanya Seunghyun
“aku?” jawab ateyeon balik. “molla” lanjutnya
“kenapa?” tanya Seunghyun lagi
“aku tak tahu oppa” jawabnya sedikt marah
“Taeyeon-a, jika kau belum bisa menerimanya kau bisa katakan pada appa” katanya “aku tak mau melihat adikku menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya” lanjutnya
“entahlah, sepertinya aku mulai menerima perjodohan ini” jawabku.
Seunghyun kemudian menatap kaget pada adiknya, dia tak menyangka kalau Taeyeon akan mengatakan itu. Apa mungkin Taeyeon mulai mencintai Jiyong? Karena setahu Seunghyun, Taeyeon membenci perjodohan ini.
“Taeyeon-a jangan bilang kalau kau mulai mencintai Jiyong?” tanya Seunghyun penasaran
“Oppa kau bicara apa?” Taeyeon balik tanya dan sedikit gugup
“Hyaa.. aku sangat mengenalmu. Kau tak pernah bisa berbohong padaku” kata Seunghyun mencoba memaksa Taeyeon untuk jujur
“Oppaaa...” kata Taeyeon sedikit malu
“aigo.. ternyata adiku mulai jatuh hati dengan Jiyong” kata Seunghyun sambil mengacak rambut Taeyeon gemas. “sejak kapan kau jatuh hati padanya?” tanya Seunghyun
“entahlah, setelah kecelakan kami berdua aku mulai kehilangan kesadaranku dan mulai menyukainya” jawab Taeyeon mencoba jujur pada Seunghyun.
“itu awal yang bagus” kata Seunghyun. “tak terasa sudah jam 1 lewat Taeyeon-a, ayo kita pulang” lanjutnya mengajak Taeyeon pulang.
Kemudian kedua kaka beradik itu pulang ke rumah. Saat diperjalanan Seunghyun mendapat panggilan telfon dari seseorang.
“Yeoboseyo” jawab Seunghyun
....
“iya, aku tidak di kantor. Kemungkinan aku tidak masuk hari ini. Apa ada hal yang penting?” tanya Seunghyun pada seseorang yang menelfonnya.
Taeyeon penasaran dengan siapa kakanya sedang bicara, ia melirik melihat kakanya yang nampaknya berbinar saat menerima panggilan itu. Kemudian Taeyeon memberi kode menanyakan siapa yang sedang menelfonya, Seunghyun menempelkan telunjuknya di bibir menandakan Taeyeon jang bicara dulu dan Taeyeon mengerti maksudnya. Namun Taeyeon masih penasaran dan masih memandang serius kakanya.
....
“ah.. iya, iya. Aku mengerti gwancana”
....
“aku baru mengantar Taeyeon ke rumah sakit”
....
“tidak, dia hanya cek up”
...
“iya akan kusampaikan padanya” kata Seunghyun dan menatap Taeyeon. Kemudian ia mengakhiri telfonya
“apa kau lihat-lihat?” tanya Seunghyun sambil tersenyum
“anio, sepertinya kau bahagia sekali setelah mendapat panggilan darinya” kata taeyeon sedikit kesal “apa itu Tiffany-shi?” tanyanya lagi
“itu rahasia” jawab Seunghyun sambil tersenyum penuh arti.
“aishhh” Taeyeon kesal pada kakanya dan ia membuang muka ke arah jendela.

To be continue




- Seperti itulah harusnya hubungan kaka dan adik. Saling  mendukung dan mengasihi disaat suka dan duka. Dan itulah yang dilakukan oleh Seunghyun dan Tiffany pada adiknya masing-masing -