Kamis, 01 September 2016

Love Betwen Two Brother part 2


Main Cast :
Kim Hyoyeon
Lee HyukJae(Eunhyuk)
Lee Donghae
Other Cast :
Kangin as Hyoyeon Brother
Genre : love, friendship, sad, etc
Disclaimer :
Lanjutan dari Love Betwen Two Brother.
This is a work of fiction. This is a fictional story about fictional representations of real people. None of the events are true. No profit was made from this work.
HAPPY READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^



 -author pov-

Akhirnya malam itu eunhyuk mengantarkan hyoyeon pulang kerumahnya. Hyoyeon tinggal di apartemen distrik gangnam seorang diri. Eunhyuk memapa hyoyeon yang masih lemas, hingga kedepan pintu apartmen hyoyeon.
“kamsahamnida, emm..” kata hyoyeon
“eunhyuk, panggil saja eunhyuk” jawabnya
“oh..ne,,eunhyuk-shi” katan hyoyeon masih lemas
“apa ada orang dirumah mu nona?” Tanya eunhyuk, melihat kedalam yang nampak sepi di apartmen hyoyeon
“hyoyeon, kim hyoyeon namaku..aku tinggal sendiri disini. Keluargaku semua di Paris” jawab hyoyeon
“oh.. mianhae hyoyeon-shi sepertinya aku harus pulang sekarang” kata eunhyuk
“eoh..ne kamsahamnida..jeongmal kamsahamnida eunhyuk-shi..” ucap hyoyeon berterimakasih
“sama-sama” kata eunhyuk sambil tersenyum. Eunhyuk meninggalkan hyoyeon, hyoyeon hanya melihat pria itu berlalu pergi
“emm..eunhyuk-shi” kata hyoyeon berteriak
Euhyuk yang merasa dipanggil menoleh.. “hati-hati” kata hyoyeon tersenyum penuh sumringah. Eunhyuk hanya mengangguk dan tersenyum. Dalam hati hyoyeon merasa bingung, apa yang terjadi dengannya. Ia jadi teringat akan pacarnya. Lebih tepatnya hyoyeon sudah menganggapnya mantan. Hyoyeon melangkahkan kakinya memasuki apartemen sepi miliknya. Ia membuka lemari es menggambil botol air mineral. Sambil duduk ia minum dan memandang sekitar ruangannya.
“kim hyoyeon, kasian sekali hidupmu” katanya mencibir diri sendiri

-eunhyuk side-

Eunhyuk memakirkan mobil di halaman depan rumahnya, nampak ada seorang laki-laki yang sedang duduk diteras rumah.
“ah..hyung kau sudah pulang?” kata laki-laki yang tadi duduk kini berdiri di depan eunhyuk. Tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu eunhyuk langsung memeluknya dengan erat.
“hyaa..paboya kenapa tidak masuk saja” kata eunhyuk masih memeluk dengan erat laki-laki itu yang ternyata adalah donghae adiknya. Donghae menitikan air matanya tanpa diketahui eunhyuk.
‘mianhae hyung’ kata donghae dalam hati. Eunhyuk melepaskan pelukannya,
“ayo masuk, aku suruh bibi lim untuk menyiapkan makanan untukmu” kata eunhyuk sumringah sambil menarik tangan donghae.
“bibi lim, cepat kau masak untukku dan donghae” teriak eunhyuk pada pembantu di rumahnya itu. Sambil berlari kecil bibi lim menghampiri eunhyuk, bibi lim nampak terkejut melihat ada donghae ada disamping eunhyuk.
“OMMO, tuan muda” kata bibi lim kaget, ia membungkuk memberi hormat pada donghae. “annyeonghaeseo, ahjuma” sapa donghae ramah.
“tuan muda, kau tampan sekali sekarang. Bagaimana kabar anda? Tanya bibi lim
“aku baik-baik saja, seperti yang ahjuma liat sekarang aku sekarang lebih tampan dari hyung kan?” Tanya donghae pada bibi lim, sambil melirik pada eunhyuk. Bibi lim hanya tersenyum begitu pula dengan eunhyuk. Kemudian bibi lim masuk ke dapur dan siap untuk memasak.
Kedua kakak beradik itu, duduk diruang tengah. Nampak ada kecanggungna diantara mereka, karena masalah yang terjadi antara keduanya beberapa tahun silam.
“hyung..” “hae-ya” kata mereka bersamaan.
“kau duluan” kata eunyuk
“anhi, kau dulu hyung..” kata donghae
“tidak kau dulu saja” jawab eunhyuk
“baiklah, bagaimana hubungan mu dengan sica sekarang?” Tanya donghae hati-hati pada eunhyuk. Eunhyuk terdiam mendengar pertannyaan donghae.
“ee..lain kali saja kita bahas itu”kata eunhyuk mencari alasan.
“kau, tadi menyuruhku untuk bicara duluan.. kini saatnya kau menjawab malah kau bilang lain kali saja” kata donghaae yang nampak kecewa.
*sigh* eunhyuk menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan adiknya. Ia menatap donghae dalam. “kita benar-benar sudah putus, sekarang ia tinggal di California” jawab eunyuk tenang sambil menyelipkan senyum diakhir kalimatnya.
“APA??” Tanya donghae kaget “hyung, kau jangan becanda hahaha” Tanya donghae kembali sambil tertawa.
“yang kau dengar barusan adalah kenyataan hae-ah, sudahlah aku tak mau membahasnya. Lebih baik kau masuk kamar dan istirahatlah..nanti kalau masakan sudah siap aku akan membangunkanmu” perintah eunyuuk pada adiknya.
Donghae hanya pasrah, ia berjalan masuk menuju kamarnya. Eunhyuk melihat sedih kearah adiknya.
*skip*

-hyoyeon side-

Hari ini hyoyeon tidak masuk kantor, ia meminta izin pada atasannya untuk tidak berangkat karena ia merasa perlu istirahat. Pagi ini ia berniat untuk memasak, karena lama ia tak makan di rumah. Ia membuka kulkas namun tak ada apa-apa disana, hyoyeon memutuskan untuk pergi ke supermarket membeli segala sesuatu yang ia butuhkan.
Karena apartemennya dekat dengan supermarket ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, sekaligus berolahraga pagi. Udara diluar cukup dingin karena sekarang memasuki musim dingin, ia memakai jaket cukup tebal. Tak butuh waktu lima menit, hyoyeon sudah sampai di supermarket ia mengambil troli. Hyoyeon berkeliling kesana-sini menggambil bahan makanan yang ia butuhkan.
Saat ia sedang ada di bagian daging, tiba-tiba ada seorang pria asing yang mengikutinya sedari tadi. Ia merasa risih sekaligus takut. Tanpa berpikir panjang hyoyeon langsung berlari kecil mencari tempat yang ramai di supermarket itu. Bukannya berhenti mengikuti, pria itu justru tetap mengikuti hyoyeon. Dengan segenap keberaniannya, hyoyeon membalikan badan dan menghampiri pria tadi.
“ehem, maaf tuan. Apa yang kau lakukan sedari tadi mengikutiku. Apa kau ada urusan denganku?” Tanya hyoyeon penuh keberanian. Ia menatap pria tadi, Nampak ia bukan pria jahat..lebih tepatnya seperti anak rumahan.
“apa kau nona kim? Kim hyoyeon?” Tanya pria itu menatap hyoyeon. Hyoyeon kaget, karena pria itu kenal dengannya.
“ne, aku kim hyoyeon. Maaf sebelumnya, apa kita pernah kenal?” Tanya hyoyeon ragu
“donghae, namaku lee donghae” jawab pria itu, namun hyoyeon masih bingung.
“pantai, kau sedang mabuk waktu itu” jelas donghae mencoba mengingatkan hyoyeon. Hyoyeon nampak memutarkan kedua bola matanya, mencoba mengingat kejadian itu.
“ah.. iya aku sudah ingat” jawabnya. Donghae tersenyum, namun berbeda dengan hyoyeon yang nampak bingung dengan maksud donghae.
“apa ada yang ingin kau bicarakan donghae-shi?” Tanya hyoyeon, yang ingin pergi.
“iya, ada yang ingin aku bicarakan dan berikan padamu. Tapi lebih baik nona kim selesaikan belanjanya dulu. Nanti baru kita lanjutkan pembicaraan ini. Aku tunggu di café depan” kata donghae sumringah. Hyoyeon hanya menggangguk ‘aneh sekali pria itu’ katanya dalam hati.
“kalau begitu, aku duluan hyoyeon-shi” pamit donghae. Hyoyeon hanya diam membeku melihat pria itu..lalu ia melanjutkan belanjanya.
Setelah selesai belanja, sesuai perintah donghae ia pergi ke café yang donghae maksudkan. Hyoyeon masuk melihat sekeliling mencari keberadaan donghae. Ia melihat sosok pria itu duduk di meja nomor 5. Ia menghampiri dan duduk dihadapan donghae.
“mau pesan sesuatu?” Tanya donghae
“tidak usah, langsung saja apa yang akan kau bicarakan donghae-shi” kata hyoyeon sedikit cemas karena ia takut kalau donghae pria yang tidak baik.
“tak..usah panik hyoyeon-shi aku ini orang baik-baik. Aku tinggal di kawasan elit gangnam” kata donghae sambil memberikan kartu pengenalnya. Hyoyeon melihat dengan intens pada pria itu, nampak kalau memang benar kalu pria ini memang pria muda kalangan atas.
“begini, hyoyeon-shi ehem.. sejak pertama aku melihatmu aku sangat penasaran denganmu dan rasanya aku ingin berteman denganmu” kata donghae tersenyum. Hyoyeon hanya menatap donghae datar tanpa menjawab. “tapi, aku bingung bagaimana caranya” lanjutnya, lalau ia mengambil benda di dalam mantel tebalnya “untung ada ini” katanya sambil menyerahkan ID card milik hyoyeon yang tettinggal waktu di pantai “ini punyamu” lanjutnya
“kamsahamnida donghae-shi” kata hyoyeon ramah sambil mengambil ID card miliknya.
“sama-sama, awalnya aku bingung bagaimana aku harus mengembalikannya. Karena disitu hanya tertulis nama dan jabatanmu serta logo perusahaan tempatmu bekerja. Sedangkan aku tak tahu alamatnya, maklum aku baru pulang dari luar negeri dan aku bingung jalanan di seoul saat ini..hahah” cerita donghae panjang lebar. Hyoyeon hanya tersenyum melihat donghae yang banyak bicara
“hahah, mianhae hyoyeon-shi aku banyak bicara” kata donghae kikuk sambil mengggaruk kepalanya yang tidak gatal
“tidak apa-apa, aku senang ada orang yang mau bicara banyak denganku” jawab hyoyeon
“jinjayo?” kata donghae senang. Lagi-lagi hyoyeon dibuat donghae tersenyum, baru kali ini ia bisa rileks dan tersenyum semenjak ada masalah dengan mantan pacarnya.
“maaf donghae-shi, nampaknya aku tak bisa berlama-lama mengobrol denganmu aku harus segera pulang” kata hyoyeon
“ah, ne..” jawab donghae “emm..changkamnyo boleh aku minta nomor hp mu?” Tanya donghae.
Hyoyeon diam sejenak, berpikir. “ah, ya tentu saja boleh” . Donghae menyerahkan ponselnya pada hyoyeon lalu hyo mengetik nomor hp nya di ponsel donghae. “terima kasih” kata donghae. Hyoyeon hanya tersenyum.
-keesokan harinya-
        Hari ini hyoyeon kembali masuk kantor, seperti biasanya. Dengan kata lain ia harus berkutat kembali dengan tugas-tugas kantor yang dua hari kemarin ia tinggalkan. Ia melajukan mobilnya, dengan kecepatan penuh agar ia tak telat sampai kantor. Sesampainya ia di kantor, ia langsung masuk keruang kerjanya, disitu ada seseorang yang sedang duduk di kursinya duduk menghadap ke luar jendela.
“ommo” hyoyeon kaget. “nuguseo?”Tanyanya.
        Orang yang sedang duduk memutarkan kursinya, betapa kagetnya ia saat melihat ada orang yang duduk dikursinya. Orang itu tersenyum padanya.
“kim hyoyeon, bagaimana kabarmu?” Tanya orang itu. hyoyeon masih diam membeku ditempat yang sama, dan nampak ia ada Kristal bening dimatanya yang siap meluncur. Ia berlari menuju orang itu, dan langsung memeluknya.
“oppa.. hiks hiks tangis hyoyeon pecah saat berada dipelukan orang itu yang tak lain adalah kaka sepupu Hyoyeon yang selama ini tinggal di Jerman. Hampir 5 tahun ia tak pernah bertemu dengan kakanya itu.
“aigoo, kenapa adikku ini menangis?eoh tunggu aku rasa sudah ada benjolan didadamu” kata Kim Youngwon meledek dan membalas pelukan Hyoyeon. Hyoyeon melepaskan pelukannya, sambil menutupi dadanya. “hya.. KAU YOUNGWON!!!” kata hyoyeon sambil memukuli kakanya itu.
“yaaa..appo hyoyeon-ah” kata youngwoon sambil menepis pukulan hyoyeon. “yaya..aku minta maaf, tapi tolong hentikan tidakanmu” katanya lagi memelas.
“aishh kau ini, apa kau liat-liat heoh?” Tanya hyoyeon yang sudah menghentikan aksi pukul-pukulannya (?)
“kau, cantik sekali hyo. Berbeda saat terakhir aku melihatmu, dulu kau seperti gangster. Tapi sekarang ommona… aku tak percaya punya adik secantik kau” kata younwoon memuji hyoyeon. Kim Youngwon atau sering disebut kangin tak menyangka kalu adiknya, seperti saat ini. 
“bagaimana oppa, bisa masuk ke ruanganku?” Tanya hyoyeon yang masih tak percaya kalu kakanya kembali.
“aku dan Choi Siwon kan sahabat kuliah” jawabnya
“aish..jawaban macam apa itu. yang ku Tanya kenapa kau bisa masuk kesini. Malah kau menyebut orang menyebalkan itu” kata hyoyeon yang tak tau maksud sebenarnya kakanya itu, karena hyoyeon sedikit lola saat berfikir.
*sigh* Kangin menarik nafasnya “baru saja aku memujimu, tapi ternyata kau masih pabo” kata Kangin yang geram melihat kebloonan adiknya itu yang tak pernah hilang. “aih, sudahlah tak usah dibahas” lanjutnya.
“apa hari ini kau sibuk hyo?” Tanya Kangin
“aku sangat-sangat sibuk oppa, wae?” jawab hyoyeon yang sedang menata buku-buku yang berserakan dimejanya.
“hyaa..sayang sekali. Padahal aku ingin mengajakmu ke Busan” sesal kangin “oh ya aku punya ide” lanjutnya. Kangin  keluar dari ruangna hyoyeon dan menuju suatu tempat.
“hyaa..oppa kau mau kemana?” Tanya hyoyeon.
“keluar sebentar” jawabnya sambil menutup pintu ruangan hyoyeon.
“aishh..aneh sekali orang itu baru saja bertemu malah sudah pergi” gerutu hyoyeon.
-5 menit kemudian-
        Hyoyeon sudah siap didepan komputernya untuk menyelesaikan laporan-laporan yang sudah ia tinggalkan dua hari lalu. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.
“kenapa oppa tak kentuk pintu dulu. Kau ini tidak sopan” kata hyoyeon kesal meliahat tinggah kaka sepupunya itu.
“ayo sekarang bawa tasmu dan kita jalan-jalan” kata Kangin tampak senang.
“sudah aku bilang, aku hari ini sibuk oppa. Mian, lain kali ne?” jawab hyoyeon masih terpaku pada komputernya.
“ayolah, aku sudah dapat ijin dari atasanmu Choi Siwon” rengek kangin.
“MWOYA??” Tanya hyoyeon yang kini menatap kakanya.
“ne, aku tadi sudah meminta ijin pada siwon. dan ia mengijinkan ku membawamu pergi hari ini. Bagaimana nona kim, kau mau kan menemani oppamu yang tampan ini?” kata kangin memasang aegyo pada hyoyeon
“ishh..menjijihkan oppa..hentikan aegyomu itu. kau Nampak seperti ayah beruang yang kelaparan” kata hyoyeon.
“aishh.. terserah kau menyebutku apa, yang penting hari ini kau mau menemani aku jalan-jalan ke Busan” jawabnya pasarah.
“aish..kau ini selalu saja memaksa dari dulu sampai sekarang sifatmu tak berubah” kata hyoyeon kesal “yya..aku akan menemanimu jalan-jalan oppa. Apa sudah senang?” lanjutnya.

Akhirnya hyoyeon dan kangin pergi ke Busan kampung halaman mereka. Tempat dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan.

#eunhyuk side# (huruf miring, seolah-olah eunhyuk sedang bicara dengan ibunya)
Hari ini seperti biasa eunhyuk seorang Presdir, super sibuk dengan kegiatannya. Rapat dengan dewan direksi, meeting dengan klien, kunjungan-kunjungan ke cabang-cabang hotelnya. Seperti saat ini, eunhyuk tengah dalam perjalanan untuk mengunjungi proyek yang sedang dibangun di sana. Ia pergi dengan sekretarisnya seperti biasa.
“ehemm sajangnim joseohamnida, sepertinya anda sedang tidak enak badan?” Tanya wook pada eunhyuk, yang sedari tadi duduk dibelakang sedirian tampak murung dan memikirkan sesuatu.
“tidak, aku baik-baik saja” dusta eunhyuk. Padahal ia sedang memikirkan donghae dan masa lalunya jesica.
        Butuh waktu 2 jam eunhyuk sampai di Busan. Sebenarnya eunhyuk kesini bukan hanya kunjungan kerja, namun ia ingin berkunjung ke makam ibunya. Akhir-akhir ini ia sangat sibuk dan melupakan ibunya. Setelah kunjungan kerja selesai, eunhyuk meminta wook untuk pulang ke seoul terlebih dahulu karena ia ingin sendiri menemui ibunya.
        Eunhyuk melajukan mobilnya, dan meninggalkan wook di halte untuk menunggu bus(jahat sekali eunhyuk ini meninggalkan ryewook sendirian). Ia tak lupa mampir, ke toko bunga membeli bunga lili kesukaan ibunya. Kemudian ia melanjutkan perjalananya ke makam ibunya.
        Lima menit ia sampai di makam ibunya, nampaknya ia tak sendirian disini. Ada dua orang, yang juga sedang berkunjung ke makam ini satu laki-laki bertubuh tambun dan satu wanita berambut pirang. Nampak eunhyuk tak asing dengan warna rambut itu, ia sedikit ingat dengan wanita yang pernah ia tabrak waktu itu apakah itu orangnya. Eunhyuk membiarkan, dan lanjut berjalan menuju pusara ibunya. Ia tersenyum dan menyapa ibunya
“anyeonghaseo eomma, jinja bogosipeo” kata eunhyuk seolah-olah berbicara pada ibunya. Kemudian ia memberi hormat pada ibunya. Setelah selesai ia meletakan bunga dan kemudian berkeluh kesah di depan pusara ibunya.
“eomma, bagaaimana disana? Apa eomma rindu aku?” “apa?eomma bilang aku tampan? Ah itu tentu saja, aku memang sudah tampan sejak dilahirkan ibunya saja seperti dewi tentu anaknya juga seperti dewa. Hha” eunhyuk tertawa sendiri. Namun tiba-tiba ia tak kuat menahan tangisnya,
“eomma..aku rindu eomma” eunhyuk berteriak dan membuat kedua orang tadi menoleh ke sumber suara.
“eomma, donghae sudah kembali, mungkin ini berkat doa mu disurga” cerita eunhyuk pada pusara ibunya.
“oh ya eomma, appa sepertinya tidak ingin menikah lagi. Dan sekarang appa sering sakit-skitan, ia jadi sering minum. Andai eomma masih ada mungkin appa tidak sekacau ini” lanjut eunhyuk.
“eomma, spertinya aku tidak bisa mewujudkan keinginan eomma untuk menikah dengan jesica. Mianhae, aku tak ingin kehilangan donghae lagi. Ini sudah aku bicarakan juga dengan appa, dan appa menyetujuinya. Aku ingin yang terbaik untuk kami semua. Apa eomma juga setuju dengan penda patku ini?” “benarkah?eomma juga setuju?” aku senang mendengarnya” “sepertinya sudah sore eomma, aku harus pulang” pamit eunhyuk pada ibunya.
        Saat eunyuk akan masuk mobil, tiba-tiba ada orang yang memanggilnya.
“eunhyuk-shi” teriak hyoyeon. Eunhyuk menoleh Nampak ia kaget, “masih ingat dengan ku? Kim Hyoyeon yang waktu itu di rumah sakit” lanjutnya.
“oh, ya. Hyoyeon-shi. Annyeonghaeo” sapa eunhyuk
“senang sekali berjumpa lagi denganmu, maaf waktu itu aku belum sempat membalas kebaikanmu” kata hyoyeon
“oh yya tidak apa-apa. Aku ikhlas membantu” eunhyuk Nampak melihat kearah pria di sebelah hyoyeon
“oh ya, kenalkan ini kakaku kangin namanya” kata hyoyeon mengenalkan kangin pada eunhyuk. Kangin dan eunhyuk saling menyapa.
“bagaimana, untuk membalas kebaikanmu waktu itu. aku ajak kau makan malam di restoran seafood dekat sini” Tanya hyoyeon
“oh tidak usah, aku harus pulang” tolak eunhyuk ramah
“ayolah eunhyuk-shi” kata hyoyeon sambil menarik tangan eunhyuk. Eunhyuk menatapnya kaget, begitu juga dengan hyoyeon sendiri. “oh..mianhae” hyoyeon melepaskan tangan eunhyuk
“oke baiklah, aku menerima ajaknamu hyoyeon-shi” jawab eunhyuk sedikit gugup. Entah kenapa hati eunhyuk tak karuan saat hyoyeon menarik tangannya tadi. Akhirnya mereka bertiga pergi ke restoran seafood di dekat pantai Busan.

-Seoul, Rumah Eunhyuk-
        Malam itu Donghae duduk sendiri di dekat kolam renang sambil mengingat kejadian masa lalu yang membuat ia bersalah sampai sekarang pada kakanya.
“Tuan muda, makan malam sudah siap”
Donghae menoleh, “Apa Eunhyuk hyung sudah pulang?”
“Belum. Apa perlu saya tanyakan ke kantor”
“Tak usah ahjuma” jawab Donghae pada pembantunya kemudian ia berjalan menuju ruang makan

“Apa setiap hari hyung makan sendirian?” Tanya Donghae
“Presdir tak pernah makan malam di rumah, hanya sekali saja kalau ada teman berkunjung” jawab ahjuma sambil memberesakan dapur.
Jika bukan karena aku mungkin kau tak akan kesepian hyung, mianhae. Kata Donghae dalam hati.

-Busan-
“Terima kasih, Hyoyeon-shi” kata Eunhyuk sambil membungkuk
“Sama-sama, aku yang harusnya berterima kasih padamu Eunhyuk-shi” kata Hyoyeon menatap Eunhyuk dan tanpa sengaja Eunhyuk membalas tatapan Hyoyeon. Kedua insan ini cukup lama saling menatap. Melihat pemandangan yang seperti itu membuat Kangi ingin muntah  “ish adegan macam apa ini”
“Eheeemmm.. Hyon-ah ayo kita pulang” kata Kangin mengagetkan mereka berdua
“ahh.. iya oppa. Ayoo” jawab Hyoyeon kaget
“aku pergi dulu Eunhyuk-shi, sekali laki terima kasih” kata Hyoyeon sambil membungkuk berterima kasih sekaligus berpamitan.
“ah iye, Hyoyeon-shi” jawan Eunhyuk sambil membalas hormat Hyoyeon.

-Di dalam mobil Hyoyeon-
        Mereka berdua masuk dalam mobil dan memutuskan untuk pulang ke rumah mereka yang ada di Busan. Hyoyeon duduk di sebleh kangin dan Kangin yang menyetir.
“aigoo... jangan kau katakan, kau sedang jatuh cinta dengan pria itu” kata kangin membuka percakapan.
“Mwoya?” tanya Hyoyeon kaget
“yahhh kau jangan bohong padaku, aku sangat mengenalmu” kata Kangin
“aih.. kau tidak tahu apa-apa, lima tahun sudah kau menghilang bagaimana kau bisa katakan kau sangat mengenalku?” tanya hyoyeon kesal
“yah..yah.. maksudmu kau sedang menyindirku, karena lima tahun aku tak pernah mengirimi mu kabar?” jawab kangin dan berbalik bertanya
“aku tidak mengatakan itu, tapi jika kau merasa itu bagus” jawab Hyoyeon ketus.
“Kim Hyoyeon apa kau tidak ingin menikah?” tanya kangin
“wae??? Waeyo??” jawab Hyoyeon kaget “kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu heoh?” tanya Hyoyeon lagi
“tidak apa-apa, aku hanya takut saja kau kesepian.” Jawab Kangin santai
“apa kau khawatir oppa?” tanya Hyoyeon balik
“tentu saja, aku ini kan kaka mu” jawabnya lagi
“khawatirkan saja dirimu oppa, kau sendiri juga belum menikah” jawab Hyoyeon yang kini malah menyudutkan Kangin.
“aku?” tanya kangin
“iya kau. Daripada kau disini, terus menggangguku mending kau menikah saja” kata Hyoyeon memberi saran pada kaka sepupunya yang sampai saat ini masih sendiri.
“aish sudahlah lupakan saja tentang menikah” jawab kangin mulai kesal
“kau dulu yang memulainya oppa” kata Hyoyeon yang tak kalah kesal.
        Begitulah Hyoyeon dengan Kangin jika bertemu, tidak ada yang mau mengalah jika berdebat. Walaupun begitu mereka saling menyayangi satu sama lain meski tidak diucapkan.
“oppa.. berapa lama kau di Korea?” tanya Hyoyeon
“molla” jawab Kangin “kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau mencoba untuk mengusirku” lanjut Kangin
“sudahlah oppa jangan mulai perdebatan lagi” jawab Hyoyeon mengalah kali ini
“mianhae” kata Kangin
“gwancana” jawab Hyoyeon
        Akhirnya mereka berdua sampai di rumah orang tua Hyoyeon yang ada di Busan. Rumahnya sepi tidak ada orangtua Hyoyeon yang ada hanya satu orang penjaga rumah. Mobil Hyoyeon terpakir di halaman depan rumah, halamannya cukup luas dan indah karena menghadap ke arah laut.
Seorang laki-laki paruh baya mendekati mobil mereka berdua.
“oh annyeonghaseo tuan muda” kata pria itu melihat Kangin. Dan disusul Hyoyeon.
“ah iye, annyeonghaseo Jang ajushi” jawab Kangin.
“annyeonghaseo Jang ajushi” salam Hyoyeon pada pembantu di rumahnya itu
“oh.. nona Hyoyeon annyeonghaseo. Apa kabar?” jawab pria itu ramah
“aku baik-baik saja” jawab Hyoyeon kemudian melangkahkan kakinya ke dalam rumah.
“apa tuan dan nona ingin makan? Biar aku buatkan sesuatu” tanya jang ajushi pada majikannya itu
“tak usah kami sudah makan tadi” jawab Kangin
Hyoyeon melangklahkan kakinya ke kamar miliknya yang sudah sangat lama tidak ia tempti. Ditatapnya setiap sudut di kamar miliknya.
“tidak ada yang berubah” kata Hyoyeon setelah melihat keadaan kamarnya
Tanpa Hyoyeon sadari kangin sudah ada di belakangnya sambil melihat iba sang adik “hyoyeon-a, ada hal penting yang ingin aku bicarakan” kata Kangin, sontak membuat Hyoyeon menoleh.
“iye?” jawab Hyoyeon
“Hyoyeon-a....” jawab Kangin

*to be continue*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar