Main Cast :
Kim Hyoyeon
Lee HyukJae(Eunhyuk)
Lee Donghae
Other Cast :
Kangin as
Hyoyeon Brother
Genre : love, friendship, sad, etc
Disclaimer :
Lanjutan
dari Love Betwen Two Brother.
This is a work of fiction. This is a fictional story
about fictional representations of real people. None of the events are true. No
profit was made from this work.
HAPPY READING AND PLEASE LEAVE COMMENT ^^
Akhirnya malam itu eunhyuk
mengantarkan hyoyeon pulang kerumahnya. Hyoyeon tinggal di apartemen distrik
gangnam seorang diri. Eunhyuk memapa hyoyeon yang masih lemas, hingga kedepan
pintu apartmen hyoyeon.
“kamsahamnida, emm..” kata hyoyeon
“eunhyuk, panggil saja eunhyuk” jawabnya
“oh..ne,,eunhyuk-shi” katan hyoyeon masih
lemas
“apa ada orang dirumah mu nona?” Tanya
eunhyuk, melihat kedalam yang nampak sepi di apartmen hyoyeon
“hyoyeon, kim hyoyeon namaku..aku tinggal
sendiri disini. Keluargaku semua di Paris” jawab hyoyeon
“oh.. mianhae hyoyeon-shi sepertinya aku
harus pulang sekarang” kata eunhyuk
“eoh..ne kamsahamnida..jeongmal
kamsahamnida eunhyuk-shi..” ucap hyoyeon berterimakasih
“sama-sama” kata eunhyuk sambil tersenyum.
Eunhyuk meninggalkan hyoyeon, hyoyeon hanya melihat pria itu berlalu pergi
“emm..eunhyuk-shi” kata hyoyeon berteriak
Euhyuk yang merasa dipanggil menoleh..
“hati-hati” kata hyoyeon tersenyum penuh sumringah. Eunhyuk hanya mengangguk
dan tersenyum. Dalam hati hyoyeon merasa bingung, apa yang terjadi dengannya.
Ia jadi teringat akan pacarnya. Lebih tepatnya hyoyeon sudah menganggapnya mantan.
Hyoyeon melangkahkan kakinya memasuki apartemen sepi miliknya. Ia membuka
lemari es menggambil botol air mineral. Sambil duduk ia minum dan memandang
sekitar ruangannya.
“kim hyoyeon, kasian sekali hidupmu”
katanya mencibir diri sendiri
-eunhyuk side-
Eunhyuk memakirkan mobil di
halaman depan rumahnya, nampak ada seorang laki-laki yang sedang duduk diteras
rumah.
“ah..hyung kau sudah pulang?” kata
laki-laki yang tadi duduk kini berdiri di depan eunhyuk. Tanpa menjawab
pertanyaan laki-laki itu eunhyuk langsung memeluknya dengan erat.
“hyaa..paboya kenapa tidak masuk saja” kata
eunhyuk masih memeluk dengan erat laki-laki itu yang ternyata adalah donghae
adiknya. Donghae menitikan air matanya tanpa diketahui eunhyuk.
‘mianhae hyung’ kata donghae dalam hati.
Eunhyuk melepaskan pelukannya,
“ayo masuk, aku suruh bibi lim untuk
menyiapkan makanan untukmu” kata eunhyuk sumringah sambil menarik tangan
donghae.
“bibi lim, cepat kau masak untukku dan
donghae” teriak eunhyuk pada pembantu di rumahnya itu. Sambil berlari kecil
bibi lim menghampiri eunhyuk, bibi lim nampak
terkejut melihat ada donghae ada disamping eunhyuk.
“OMMO, tuan muda” kata bibi lim kaget, ia
membungkuk memberi hormat pada donghae. “annyeonghaeseo, ahjuma” sapa donghae
ramah.
“tuan muda, kau tampan sekali sekarang.
Bagaimana kabar anda? Tanya bibi lim
“aku baik-baik saja, seperti yang ahjuma
liat sekarang aku sekarang lebih tampan dari hyung kan?” Tanya donghae pada
bibi lim, sambil melirik pada eunhyuk. Bibi lim hanya tersenyum begitu pula
dengan eunhyuk. Kemudian bibi lim masuk ke dapur dan siap untuk memasak.
Kedua kakak beradik itu,
duduk diruang tengah. Nampak ada kecanggungna diantara mereka, karena masalah
yang terjadi antara keduanya beberapa tahun silam.
“hyung..” “hae-ya” kata mereka bersamaan.
“kau duluan” kata eunyuk
“anhi, kau dulu hyung..” kata donghae
“tidak kau dulu saja” jawab eunhyuk
“baiklah, bagaimana hubungan mu dengan sica
sekarang?” Tanya donghae hati-hati pada eunhyuk. Eunhyuk terdiam mendengar
pertannyaan donghae.
“ee..lain kali saja kita bahas itu”kata
eunhyuk mencari alasan.
“kau, tadi menyuruhku untuk bicara duluan..
kini saatnya kau menjawab malah kau bilang lain kali saja” kata donghaae yang
nampak kecewa.
*sigh* eunhyuk menghela nafas sebelum menjawab
pertanyaan adiknya. Ia menatap donghae dalam. “kita benar-benar sudah putus,
sekarang ia tinggal di California” jawab eunyuk tenang sambil menyelipkan
senyum diakhir kalimatnya.
“APA??” Tanya donghae kaget “hyung, kau
jangan becanda hahaha” Tanya donghae kembali sambil tertawa.
“yang kau dengar barusan adalah kenyataan
hae-ah, sudahlah aku tak mau membahasnya. Lebih baik kau masuk kamar dan
istirahatlah..nanti kalau masakan sudah siap aku akan membangunkanmu” perintah
eunyuuk pada adiknya.
Donghae hanya pasrah, ia berjalan masuk
menuju kamarnya. Eunhyuk melihat sedih kearah adiknya.
*skip*
-hyoyeon side-
Hari ini hyoyeon tidak
masuk kantor, ia meminta izin pada atasannya untuk tidak berangkat karena ia
merasa perlu istirahat. Pagi ini ia berniat untuk memasak, karena lama ia tak
makan di rumah.
Ia membuka kulkas namun tak ada apa-apa disana, hyoyeon memutuskan untuk pergi
ke supermarket membeli segala sesuatu yang ia butuhkan.
Karena apartemennya dekat
dengan supermarket ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, sekaligus
berolahraga pagi. Udara diluar cukup dingin karena sekarang memasuki musim
dingin, ia memakai jaket cukup tebal. Tak butuh waktu lima menit, hyoyeon sudah
sampai di supermarket ia mengambil troli. Hyoyeon berkeliling kesana-sini
menggambil bahan makanan yang ia butuhkan.
Saat ia sedang ada di
bagian daging, tiba-tiba ada seorang pria asing yang mengikutinya sedari tadi.
Ia merasa risih
sekaligus takut. Tanpa berpikir panjang hyoyeon langsung berlari kecil mencari
tempat yang ramai di supermarket itu. Bukannya berhenti mengikuti, pria itu justru
tetap mengikuti hyoyeon. Dengan segenap keberaniannya, hyoyeon membalikan badan
dan menghampiri pria tadi.
“ehem, maaf tuan. Apa yang kau lakukan
sedari tadi mengikutiku. Apa kau ada urusan denganku?” Tanya hyoyeon penuh
keberanian. Ia menatap pria tadi, Nampak ia bukan pria jahat..lebih tepatnya
seperti anak rumahan.
“apa kau nona kim? Kim hyoyeon?” Tanya pria
itu menatap hyoyeon. Hyoyeon kaget, karena pria itu kenal dengannya.
“ne, aku kim hyoyeon. Maaf sebelumnya, apa
kita pernah kenal?” Tanya hyoyeon ragu
“donghae, namaku lee donghae” jawab pria
itu, namun hyoyeon masih bingung.
“pantai, kau sedang mabuk waktu itu” jelas
donghae mencoba mengingatkan hyoyeon. Hyoyeon nampak memutarkan kedua bola
matanya, mencoba mengingat kejadian itu.
“ah.. iya aku sudah ingat” jawabnya.
Donghae tersenyum, namun berbeda dengan hyoyeon yang nampak bingung dengan
maksud donghae.
“apa ada yang ingin kau bicarakan
donghae-shi?” Tanya hyoyeon, yang ingin pergi.
“iya, ada yang ingin aku bicarakan dan
berikan padamu. Tapi lebih baik nona kim selesaikan belanjanya dulu. Nanti baru
kita lanjutkan pembicaraan ini. Aku tunggu di café depan” kata donghae
sumringah. Hyoyeon hanya menggangguk ‘aneh sekali pria itu’ katanya dalam hati.
“kalau begitu, aku duluan hyoyeon-shi” pamit
donghae. Hyoyeon hanya diam membeku melihat pria
itu..lalu ia melanjutkan belanjanya.
Setelah selesai belanja,
sesuai perintah donghae ia pergi ke café yang donghae maksudkan. Hyoyeon masuk
melihat sekeliling mencari keberadaan donghae. Ia melihat sosok pria itu duduk
di meja nomor 5. Ia menghampiri dan duduk dihadapan donghae.
“mau pesan sesuatu?” Tanya donghae
“tidak usah, langsung saja apa yang akan
kau bicarakan donghae-shi” kata hyoyeon sedikit cemas karena ia takut kalau
donghae pria yang tidak baik.
“tak..usah panik hyoyeon-shi aku ini orang
baik-baik. Aku tinggal di kawasan elit gangnam” kata donghae sambil memberikan
kartu pengenalnya. Hyoyeon melihat dengan intens pada pria itu, nampak kalau memang benar
kalu pria ini memang pria muda kalangan atas.
“begini, hyoyeon-shi ehem.. sejak pertama
aku melihatmu aku sangat penasaran denganmu dan rasanya aku ingin berteman
denganmu” kata donghae tersenyum. Hyoyeon hanya menatap donghae datar tanpa
menjawab. “tapi, aku bingung bagaimana caranya” lanjutnya, lalau ia mengambil
benda di dalam mantel tebalnya “untung ada ini” katanya sambil menyerahkan ID
card milik hyoyeon yang tettinggal waktu di pantai “ini punyamu” lanjutnya
“kamsahamnida donghae-shi” kata hyoyeon
ramah sambil mengambil ID card miliknya.
“sama-sama, awalnya aku bingung bagaimana
aku harus mengembalikannya. Karena disitu hanya tertulis nama dan jabatanmu
serta logo perusahaan tempatmu bekerja. Sedangkan aku tak tahu alamatnya,
maklum aku baru pulang dari luar negeri dan aku bingung jalanan di seoul saat
ini..hahah” cerita donghae panjang lebar. Hyoyeon hanya tersenyum melihat
donghae yang banyak bicara
“hahah, mianhae hyoyeon-shi aku banyak
bicara” kata donghae kikuk sambil mengggaruk kepalanya yang tidak gatal
“tidak apa-apa, aku senang ada orang yang
mau bicara banyak denganku” jawab hyoyeon
“jinjayo?” kata donghae senang. Lagi-lagi
hyoyeon dibuat donghae tersenyum, baru kali ini ia bisa rileks dan tersenyum
semenjak ada masalah dengan mantan pacarnya.
“maaf donghae-shi, nampaknya aku tak bisa
berlama-lama mengobrol denganmu aku harus segera pulang” kata hyoyeon
“ah, ne..” jawab donghae “emm..changkamnyo
boleh aku minta nomor hp mu?” Tanya donghae.
Hyoyeon diam sejenak, berpikir. “ah, ya
tentu saja boleh” . Donghae menyerahkan ponselnya pada hyoyeon lalu hyo
mengetik nomor hp nya di ponsel donghae. “terima kasih” kata donghae. Hyoyeon
hanya tersenyum.
-keesokan harinya-
Hari
ini hyoyeon kembali masuk kantor, seperti biasanya. Dengan kata lain ia harus
berkutat kembali dengan tugas-tugas kantor yang dua hari kemarin ia tinggalkan.
Ia melajukan mobilnya, dengan kecepatan penuh agar ia tak telat sampai kantor.
Sesampainya ia di kantor, ia langsung masuk keruang kerjanya, disitu ada
seseorang yang sedang duduk di kursinya duduk menghadap ke luar jendela.
“ommo” hyoyeon kaget.
“nuguseo?”Tanyanya.
Orang
yang sedang duduk memutarkan kursinya, betapa kagetnya ia saat melihat ada
orang yang duduk dikursinya. Orang itu tersenyum
padanya.
“kim hyoyeon, bagaimana
kabarmu?” Tanya orang itu. hyoyeon masih diam membeku ditempat yang sama, dan nampak ia ada Kristal
bening dimatanya yang siap meluncur. Ia berlari menuju orang itu, dan langsung
memeluknya.
“oppa.. hiks hiks” tangis hyoyeon pecah saat
berada dipelukan orang itu yang tak lain adalah kaka sepupu Hyoyeon yang selama
ini tinggal di Jerman. Hampir 5 tahun ia tak pernah bertemu dengan kakanya itu.
“aigoo, kenapa adikku ini
menangis?eoh tunggu aku rasa sudah ada benjolan didadamu” kata Kim Youngwon meledek
dan membalas pelukan Hyoyeon. Hyoyeon melepaskan pelukannya, sambil menutupi
dadanya. “hya.. KAU YOUNGWON!!!” kata hyoyeon sambil memukuli kakanya itu.
“yaaa..appo hyoyeon-ah”
kata youngwoon sambil menepis pukulan hyoyeon. “yaya..aku minta maaf, tapi
tolong hentikan tidakanmu” katanya lagi memelas.
“aishh kau ini, apa kau
liat-liat heoh?” Tanya hyoyeon yang sudah menghentikan aksi pukul-pukulannya
(?)
“kau, cantik sekali hyo.
Berbeda saat terakhir aku melihatmu, dulu kau seperti gangster. Tapi sekarang
ommona… aku tak percaya punya adik secantik kau” kata younwoon memuji hyoyeon.
Kim Youngwon atau sering disebut kangin tak menyangka kalu adiknya, seperti
saat ini.
“bagaimana oppa, bisa
masuk ke ruanganku?” Tanya hyoyeon yang masih tak percaya kalu kakanya kembali.
“aku dan Choi Siwon kan
sahabat kuliah” jawabnya
“aish..jawaban macam apa
itu. yang ku Tanya kenapa kau bisa masuk kesini. Malah kau menyebut orang menyebalkan itu” kata
hyoyeon yang tak tau maksud sebenarnya kakanya itu, karena hyoyeon sedikit lola
saat berfikir.
*sigh* Kangin menarik
nafasnya “baru saja aku memujimu, tapi ternyata kau masih pabo” kata Kangin yang
geram melihat kebloonan adiknya itu yang tak pernah hilang. “aih, sudahlah tak
usah dibahas” lanjutnya.
“apa hari ini kau sibuk
hyo?” Tanya Kangin
“aku sangat-sangat sibuk
oppa, wae?” jawab hyoyeon yang sedang menata buku-buku yang berserakan
dimejanya.
“hyaa..sayang sekali.
Padahal aku ingin mengajakmu ke Busan” sesal kangin “oh ya aku punya ide”
lanjutnya. Kangin keluar dari ruangna
hyoyeon dan menuju suatu tempat.
“hyaa..oppa kau mau
kemana?” Tanya hyoyeon.
“keluar sebentar” jawabnya
sambil menutup pintu ruangan hyoyeon.
“aishh..aneh sekali orang
itu baru saja bertemu malah sudah pergi” gerutu hyoyeon.
-5 menit kemudian-
Hyoyeon
sudah siap didepan komputernya untuk menyelesaikan laporan-laporan yang sudah
ia tinggalkan dua hari lalu. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.
“kenapa oppa tak kentuk
pintu dulu. Kau ini tidak sopan” kata hyoyeon kesal meliahat tinggah kaka
sepupunya itu.
“ayo sekarang bawa tasmu
dan kita jalan-jalan” kata Kangin tampak senang.
“sudah aku bilang, aku
hari ini sibuk oppa. Mian, lain kali ne?” jawab hyoyeon masih terpaku pada
komputernya.
“ayolah, aku sudah dapat
ijin dari atasanmu Choi Siwon” rengek kangin.
“MWOYA??” Tanya hyoyeon
yang kini menatap kakanya.
“ne, aku tadi sudah
meminta ijin pada siwon. dan ia mengijinkan ku membawamu pergi hari ini.
Bagaimana nona kim, kau mau kan menemani oppamu yang tampan ini?” kata kangin
memasang aegyo pada hyoyeon
“ishh..menjijihkan
oppa..hentikan aegyomu itu. kau Nampak seperti ayah beruang yang kelaparan”
kata hyoyeon.
“aishh.. terserah kau
menyebutku apa, yang penting hari ini kau mau menemani aku jalan-jalan ke
Busan” jawabnya pasarah.
“aish..kau ini selalu saja
memaksa dari dulu sampai sekarang sifatmu tak berubah” kata hyoyeon kesal
“yya..aku akan menemanimu jalan-jalan oppa. Apa sudah senang?” lanjutnya.
Akhirnya hyoyeon dan
kangin pergi ke Busan kampung halaman mereka. Tempat dimana mereka dilahirkan
dan dibesarkan.
#eunhyuk side# (huruf
miring, seolah-olah eunhyuk sedang bicara dengan ibunya)
Hari ini seperti biasa
eunhyuk seorang Presdir, super sibuk dengan kegiatannya. Rapat dengan dewan
direksi, meeting dengan klien, kunjungan-kunjungan ke cabang-cabang hotelnya.
Seperti saat ini, eunhyuk tengah dalam perjalanan untuk mengunjungi proyek yang
sedang dibangun di sana. Ia pergi dengan sekretarisnya seperti biasa.
“ehemm sajangnim
joseohamnida, sepertinya anda sedang tidak enak badan?” Tanya wook pada
eunhyuk, yang sedari tadi duduk dibelakang sedirian tampak murung dan
memikirkan sesuatu.
“tidak, aku baik-baik
saja” dusta eunhyuk. Padahal ia sedang memikirkan donghae dan masa lalunya
jesica.
Butuh
waktu 2 jam eunhyuk sampai di Busan. Sebenarnya eunhyuk kesini bukan hanya
kunjungan kerja, namun ia ingin berkunjung ke makam ibunya. Akhir-akhir ini ia
sangat sibuk dan melupakan ibunya. Setelah kunjungan kerja selesai, eunhyuk
meminta wook untuk pulang ke seoul terlebih dahulu karena ia ingin sendiri
menemui ibunya.
Eunhyuk
melajukan mobilnya, dan meninggalkan wook di halte untuk menunggu bus(jahat
sekali eunhyuk ini meninggalkan ryewook sendirian). Ia tak lupa mampir, ke toko
bunga membeli bunga lili kesukaan ibunya. Kemudian ia melanjutkan perjalananya
ke makam ibunya.
Lima
menit ia sampai di makam ibunya, nampaknya ia tak sendirian disini. Ada dua
orang, yang juga sedang berkunjung ke makam ini satu laki-laki bertubuh tambun
dan satu wanita berambut pirang. Nampak eunhyuk tak asing dengan warna rambut
itu, ia sedikit ingat dengan wanita yang pernah ia tabrak waktu itu apakah itu
orangnya. Eunhyuk membiarkan, dan lanjut berjalan menuju pusara ibunya. Ia
tersenyum dan menyapa ibunya
“anyeonghaseo
eomma, jinja
bogosipeo” kata eunhyuk
seolah-olah berbicara pada ibunya. Kemudian ia memberi hormat pada ibunya. Setelah
selesai ia meletakan bunga dan kemudian berkeluh
kesah di depan pusara ibunya.
“eomma,
bagaaimana disana? Apa eomma rindu aku?” “apa?eomma bilang aku tampan? Ah itu
tentu saja, aku memang sudah tampan sejak dilahirkan ibunya saja seperti dewi
tentu anaknya juga seperti dewa. Hha” eunhyuk tertawa sendiri. Namun tiba-tiba ia tak
kuat menahan tangisnya,
“eomma..aku
rindu eomma” eunhyuk
berteriak dan membuat kedua orang tadi menoleh ke sumber suara.
“eomma,
donghae sudah kembali, mungkin ini berkat doa mu disurga” cerita eunhyuk pada pusara ibunya.
“oh
ya eomma, appa sepertinya tidak ingin menikah lagi. Dan sekarang appa sering
sakit-skitan, ia jadi sering minum. Andai eomma masih ada mungkin appa tidak
sekacau ini” lanjut
eunhyuk.
“eomma,
spertinya aku tidak bisa mewujudkan keinginan eomma untuk menikah dengan
jesica. Mianhae, aku tak ingin kehilangan donghae lagi. Ini sudah aku bicarakan
juga dengan appa, dan appa menyetujuinya. Aku ingin yang terbaik untuk kami
semua. Apa eomma juga setuju dengan penda patku
ini?” “benarkah?eomma juga setuju?” aku senang mendengarnya” “sepertinya sudah
sore eomma, aku harus pulang” pamit eunhyuk pada ibunya.
Saat
eunyuk akan masuk mobil, tiba-tiba ada orang yang memanggilnya.
“eunhyuk-shi” teriak hyoyeon. Eunhyuk
menoleh Nampak ia kaget, “masih ingat dengan ku? Kim Hyoyeon yang waktu itu di
rumah sakit” lanjutnya.
“oh, ya. Hyoyeon-shi.
Annyeonghaeo” sapa eunhyuk
“senang sekali berjumpa
lagi denganmu, maaf waktu itu aku belum sempat membalas kebaikanmu” kata
hyoyeon
“oh yya tidak apa-apa. Aku
ikhlas membantu” eunhyuk Nampak melihat kearah pria di sebelah hyoyeon
“oh ya, kenalkan ini
kakaku kangin namanya” kata hyoyeon mengenalkan kangin pada eunhyuk. Kangin dan
eunhyuk saling menyapa.
“bagaimana, untuk membalas
kebaikanmu waktu itu. aku ajak kau makan malam di restoran seafood dekat sini”
Tanya hyoyeon
“oh tidak usah, aku harus
pulang” tolak eunhyuk ramah
“ayolah eunhyuk-shi” kata
hyoyeon sambil menarik tangan eunhyuk. Eunhyuk menatapnya kaget, begitu juga
dengan hyoyeon sendiri. “oh..mianhae” hyoyeon melepaskan tangan eunhyuk
“oke baiklah, aku menerima
ajaknamu hyoyeon-shi” jawab eunhyuk sedikit gugup. Entah kenapa hati eunhyuk
tak karuan saat hyoyeon menarik tangannya tadi. Akhirnya mereka bertiga
pergi ke restoran seafood di dekat pantai Busan.
-Seoul,
Rumah Eunhyuk-
Malam
itu Donghae duduk sendiri di dekat kolam renang sambil mengingat kejadian masa
lalu yang membuat ia bersalah sampai sekarang pada kakanya.
“Tuan muda, makan malam
sudah siap”
Donghae menoleh, “Apa Eunhyuk
hyung sudah pulang?”
“Belum. Apa perlu saya
tanyakan ke kantor”
“Tak usah ahjuma” jawab
Donghae pada pembantunya kemudian ia berjalan menuju ruang makan
“Apa setiap hari hyung
makan sendirian?” Tanya Donghae
“Presdir tak pernah makan
malam di rumah, hanya sekali saja kalau ada teman berkunjung” jawab ahjuma
sambil memberesakan dapur.
Jika
bukan karena aku mungkin kau tak akan kesepian hyung, mianhae. Kata
Donghae dalam hati.
-Busan-
“Terima kasih,
Hyoyeon-shi” kata Eunhyuk sambil membungkuk
“Sama-sama, aku yang
harusnya berterima kasih padamu Eunhyuk-shi” kata Hyoyeon menatap Eunhyuk dan
tanpa sengaja Eunhyuk membalas tatapan Hyoyeon. Kedua insan ini cukup lama saling menatap. Melihat
pemandangan yang seperti itu membuat Kangi ingin muntah “ish adegan macam apa ini”
“Eheeemmm.. Hyon-ah ayo
kita pulang” kata Kangin mengagetkan mereka berdua
“ahh.. iya oppa. Ayoo”
jawab Hyoyeon kaget
“aku pergi dulu
Eunhyuk-shi, sekali laki terima kasih” kata Hyoyeon sambil membungkuk berterima
kasih sekaligus berpamitan.
“ah iye,
Hyoyeon-shi” jawan Eunhyuk sambil membalas hormat Hyoyeon.
-Di dalam mobil
Hyoyeon-
Mereka
berdua masuk dalam mobil dan memutuskan untuk pulang ke rumah mereka yang ada
di Busan. Hyoyeon duduk di sebleh kangin dan Kangin yang menyetir.
“aigoo... jangan
kau katakan, kau sedang jatuh cinta dengan pria itu” kata kangin membuka
percakapan.
“Mwoya?” tanya
Hyoyeon kaget
“yahhh kau jangan
bohong padaku, aku sangat mengenalmu” kata Kangin
“aih.. kau tidak
tahu apa-apa, lima tahun sudah kau menghilang bagaimana kau bisa katakan kau
sangat mengenalku?” tanya hyoyeon kesal
“yah..yah..
maksudmu kau sedang menyindirku, karena lima tahun aku tak pernah mengirimi mu
kabar?” jawab kangin dan berbalik bertanya
“aku tidak
mengatakan itu, tapi jika kau merasa itu bagus” jawab Hyoyeon ketus.
“Kim Hyoyeon apa
kau tidak ingin menikah?” tanya kangin
“wae??? Waeyo??”
jawab Hyoyeon kaget “kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu heoh?” tanya
Hyoyeon lagi
“tidak apa-apa,
aku hanya takut saja kau kesepian.” Jawab Kangin santai
“apa kau khawatir
oppa?” tanya Hyoyeon balik
“tentu saja, aku
ini kan kaka mu” jawabnya lagi
“khawatirkan saja
dirimu oppa, kau sendiri juga belum menikah” jawab Hyoyeon yang kini malah
menyudutkan Kangin.
“aku?” tanya
kangin
“iya kau.
Daripada kau disini, terus menggangguku mending kau menikah saja” kata Hyoyeon
memberi saran pada kaka sepupunya yang sampai saat ini masih sendiri.
“aish sudahlah
lupakan saja tentang menikah” jawab kangin mulai kesal
“kau dulu yang
memulainya oppa” kata Hyoyeon yang tak kalah kesal.
Begitulah
Hyoyeon dengan Kangin jika bertemu, tidak ada yang mau mengalah jika berdebat.
Walaupun begitu mereka saling menyayangi satu sama lain meski tidak diucapkan.
“oppa.. berapa
lama kau di Korea?” tanya Hyoyeon
“molla” jawab
Kangin “kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau mencoba untuk mengusirku”
lanjut Kangin
“sudahlah oppa
jangan mulai perdebatan lagi” jawab Hyoyeon mengalah kali ini
“mianhae” kata
Kangin
“gwancana” jawab
Hyoyeon
Akhirnya
mereka berdua sampai di rumah orang tua Hyoyeon yang ada di Busan. Rumahnya
sepi tidak ada orangtua Hyoyeon yang ada hanya satu orang penjaga rumah. Mobil
Hyoyeon terpakir di halaman depan rumah, halamannya cukup luas dan indah karena
menghadap ke arah laut.
Seorang laki-laki
paruh baya mendekati mobil mereka berdua.
“oh annyeonghaseo
tuan muda” kata pria itu melihat Kangin. Dan disusul Hyoyeon.
“ah iye,
annyeonghaseo Jang ajushi” jawab Kangin.
“annyeonghaseo
Jang ajushi” salam Hyoyeon pada pembantu di rumahnya itu
“oh.. nona
Hyoyeon annyeonghaseo. Apa kabar?” jawab pria itu ramah
“aku baik-baik
saja” jawab Hyoyeon kemudian melangkahkan kakinya ke dalam rumah.
“apa tuan dan
nona ingin makan? Biar aku buatkan sesuatu” tanya jang ajushi pada majikannya
itu
“tak usah kami
sudah makan tadi” jawab Kangin
Hyoyeon
melangklahkan kakinya ke kamar miliknya yang sudah sangat lama tidak ia tempti.
Ditatapnya setiap sudut di kamar miliknya.
“tidak ada yang
berubah” kata Hyoyeon setelah melihat keadaan kamarnya
Tanpa Hyoyeon
sadari kangin sudah ada di belakangnya sambil melihat iba sang adik “hyoyeon-a,
ada hal penting yang ingin aku bicarakan” kata Kangin, sontak membuat Hyoyeon
menoleh.
“iye?” jawab
Hyoyeon
“Hyoyeon-a....”
jawab Kangin
*to be continue*

Tidak ada komentar:
Posting Komentar